SBLF : Pilkada Undur, Kepedulian Cakada jangan mundur

  • Bagikan
Direktur Riset dan Konsultan SBLF Edo Andrefson

Suaraindo.id-Komisi Pemilihan Umum (KPU)  resmi menunda tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada)  serentak 2020. Penundaan dilakukan karena merebaknya penyebaran corona virus disease (Covid-19) di Indonesia yang mengganggu tahapan pemilihan kepala daerah di seluruh wilayah indonesia.

Adanya penundaan Pilkada serentak itu,  Lembaga riset dan konsultan SBLF melihat ada efek Psikologis yang terjadi bagi calon kepala daerah (cakada)  yang maju pada pilkada 2020 di luar incumbent menerima dan tidak senang terkait pengunduran pilkada serentak 2020 tersebut.
“SBLF Riset melihat di lapangan, efek psikologis bagi Cakada diluar incumbent ada yang senang dan tidak senang saat proses pilkada mesti diundur. Bagi yang suka, masih ada waktu panjang utk sosialiasi, menghimpun partai dan konsolidasi tim namun bagi tidak senang, proses yang telah mereka lakukan sbelum wabah ini menjadi tidak bisa dikonkritkn saat sekarang dimana proses rekomendasi di parpol dan tahapan KPU tertunda, padahal mereka sudah mengeluarkan sumber daya yang besar” Ucap Direktur Riset dan Konsultan SBLF Edo Andrefson (20/4/2020).
Selain itu, ia juga mengungkapkan ada fenomena sosial yang terlihat pada cakada diluar incumbent yang tidak sesemangat sebelum wabah Covid-19 melanda seluruh daerah di indonesia.
“Namun terlepas dari persoalan politik saat pilkada diundur. Ada fenomena sosial yang terlihat cakada diluar incumbent ini tidak sesemangat saat wabah ini belum ada, waktu turun mereka ke lapangan, timses yang non aktif dan bantuan yang minim diberikan. Ini jadi seolah kedekatan dan kepedulian cakada ini hanya sekedar “basa-basi” sekedar politik” ungkap Edo.
Edo menilai hal tersebut tidak boleh dilakukan oleh para calon kepala daerah, karena dengan kondisi seperti ini seharusnya cakada lebih proaktif untuk lebih dekat dan peduli kepada masyarakat yang sebahagian besar terdampak akibat Covid-19.
“Ini tidak boleh dilakukan oleh cakada, disaat situasi seperti ini kandidat bisa lebih proaktif utk dekat dan peduli ke masyarakat” pungkasnya.
Dalam kondisi seperti ini seharusnya para cakada bisa membuat sebuah program bantuan seperti relawan dan berupa sembako bagi masyarakat yang terdampak. Dengan apa yang dilakukan cakada tersebut bisa dikenang oleh masyarakat yang memberikan efek popularitas dan elektabilitas terdongkrak.
“Rancang program bantuan baik bentuk relawan dan sembako. Hadir dititik yang belum disentuh pemerintah. Fenomena yang diluar dugaan masy seperti ini akan dikenang masi kalau lah kepedulian cakada ini intens saat situasi spt ini yang akan bsa memakan waktu 3-4 bulan. Popularitas dan elektabilitas akan mudah terdongkrak dan menguat keyakinan pilih masyarakat” tutupnya.  (Red)

  • Bagikan