Unjuk Rasa, Warga Kedak Kabupaten Kediri Tolak Rapid Test

  • Bagikan
Ilustrasi rapid test. (Teras.id)

Suaraindo.id – Ratusan warga Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, unjuk rasa menolak rapid test Covid-19 untuk warga. Mereka mengklaim sehat dan sudah menjalani isolasi mandiri selama dua pekan.

“Warga di sini semua sehat-sehat. Yang sakit sudah dibawa kesana (rumah sakit). Warga sudah menjalani isolasi mandiri,” kata Abidin, salah seorang warga kepada wartawan di Kediri, Senin, 9 Juni 2020. Warga membentangkan spanduk dengan berbagai macam tulisan. Mereka berteriak dan mengatakan bahwa warga sehat-sehat semua.

Aparat Polresta Kediri menjaga unjuk rasa itu. Kapolres Kota Kediri Ajun Komisaris Besar Miko Indrayana berdialog langsung dengan warga. Miko mengatakan bahwa yang dilakukan petugas medis adalah demi memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di Kabupaten Kediri.

Menurut dia warga di daerahnya mulai resah dengan rencana rapid test yang dilakukan oleh petugas medis setempat. Bahkan, ada warga yang tidak bisa tidur. “Kasihan warga yang tua-tua ini. Dengar adanya rapid test mereka malah tidak bisa tidur.” Padahal, selama ini warga juga sudah mematuhi anjuran dengan mengikuti isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Dalam unjuk rasa, warga meminta agar portal menuju jalan ke dusun mereka segera dibuka. Adanya portal membuat warga merasa perjalanannya terkendala, karena ketika hendak ke luar dusun terhalang portal yang melintang di jalan desa. “Kalau terus diportal seperti ini, warga jadi tidak bisa melakukan kegiatan apapun,” ujar Abidin.

Kapolresta mengabulkan warga yang meminta portal dibuka. Sebagai gantinya, di depan pintu masuk kampung akan didirikan posko COVID-19. “Petugasnya terdiri dari warga masyarakat, petugas kecamatan, Polsek dan Koramil.”

Miko mengatakan unjuk rasa itu karena salah paham. Namun, setelah ada dialog warga juga lebih memahami. “Semuanya bisa menahan diri dan saling mengingatkan serta menjaga pola hidup sehat di masa pandemi COVID-19 ini,” kata Kapolresta.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri Ahmad Chotib mengatakan petugas medis tetap melakukan rapid test  terhadap warga. “Jadi (rapid test). Alhamdulillah non reaktif semua. Yang diutamakan kontak eratnya dulu.”

Sebelumnya, penduduk menjalani isolasi mandiri setelah ada 20 orang lebih yang terkonfirmasi positif COVID-19. Mereka tertular dari kluster pabrik rokok di Tulungagung. Isolasi mandiri dilakukan di gedung sekolah dasar yang telah disiapkan oleh perangkat desa setempat.

Hingga Ahad, 7 Juni, pada kluster pabrik rokok di Tulungagung di Kabupaten Kediri, total kasus Covid-19 mencapai 44 orang. Jumlah ini tertinggi pertama dan setelahnya kluster Desa Kedak sebanyak 27 orang.
Sumber:Teras.id

  • Bagikan