Suaraindo.id- Ibu Kota Beirut pada Minggu, 9 Agustus 2020, kembali diguncang unjuk rasa. Letupan tembakan terdengar di dekat gedung parlemen di Beirut saat terjadi bentrok antara demonstran dengan aparat kepolisian.
Dikutip dari rt.com, unjuk rasa pada hari Minggu itu adalah protes yang kedua di Beirut. Demonstran menuntut Pemerintah Lebanon berkuasa saat ini mengundurkan diri menyusul musibah ledakan bahan kimia yang terjadi pekan lalu dan menewaskan 130 orang serta melukai ribuan orang.
As Beirut protesters attempt to bring down the walls guarding a building, security forces aim lasers at them.#Lebanon #BeirutBlast #BeirutExplosion pic.twitter.com/mw7Vcs2cUZ
— Lavrans (@Skipsvrak) August 9, 2020
Setelah mencoba menyerbu gedung parlemen pada Sabtu malam, 8 Agustus 2020, demonstran kembali berunjuk rasa pada Minggu kemarin, namun kali ini mereka membawa proyektil dan menembakkannya ke arah aparat keamanan yang dikerahkan untuk melindungi gedung parlemen.
Ketika matahari terbenam, letusan tembakan terdengar antara barikade yang menghalangi demonstran masuk ke arah Parlemen Square. Demonstran mencoba mendorong aparat kepolisian yang dibalas dengan tembakan gas air mata. Petugas pemadam kebakaran dikirimkan untuk memadamkan api yang berkobar di tengah demonstran itu.
Rekaman video yang beredar memperlihatkan demonstran menggunakan ketapel untuk menyerang aparat keamanan. Tindakan itu dibalas tembakan laser ke arah demonstran.
Para demonstran pada akhirnya bisa merobohkan pagar keamanan, yang disambut dengan sorak-sorai. Aparat kepolisian yang dilengkapi dengan rompi anti-peluru merespon hal ini dengan menembakkan gas air mata.
Sejak unjuk rasa meletup pada Sabtu lalu, satu aparat kepolisian gugur dan ratusan orang luka-luka.
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menyerukan agar dilakukan pemilu legislatif lebih awal. Namun dia seruan itu masih belum bisa meredakan gelombang unjuk rasa yang semakin meresahkan masyarakat. Kondisi ekonomi Lebanon dalam bahaya sebelum musibah ledakan bahan kimia terjadi pekan lalu.
Unjuk rasa sudah sering terjadi di Beirut dalam beberapa bulan terakhir. Dua menteri sudah mengundurkan diri menyusul ledakan di gudang penyimpanan ammonium nitrate di pelabuhan Beirut pada Selasa, 4 Agustus 2020.