Suaraindo.id – Sempat menjadi polemik ditengah masyarakat Sekadau atas kehadiran oknum anggota pencak silat yang mendatangi rumah tokoh agama di Desa Belitang Satu, Kecamatan Belitang hari Sabtu malam (26/9/2020) dengan bersikap kurang nyaman.
Akhirnya, pada Selasa malam (29/9/2020), Tio pelatih dari perguruan pencak silat tersebut mengklarifikasi kedatanganya pada Sabtu malam 26 September lalu.
Tio mengatakan, niatnya adalah bersilaturahmi untuk menyelesaikan kesalah pahaman diantara anggotanya
“Saya mohon maaf kalau saya datang Sabtu malam kurang sopan dan membuat pihak tuan rumah kurang berkenan dihati, tetapi sungguh dari hati yang terdalam bahwa niat kami ingin meluruskan apa yang terjadi di antara anggota siswa yang terjadi kesalah pahaman bukan berniat untuk gaduh seperti anggapan masyarakat,” ucap Tio.
Menanggapi kejadian yang menimpa Syah yang merupakan anak didik dari Tio yang bersalah paham dengan perguruan lain sebenarnya Tio juga sudah legowo dan mendatangi rumah tokoh agama di Belitang agar kejadian salah pahaman agar segera selesai.
“Begitu saya datang dari Sekadau sampai ke Belitang rumah beliau pak Tohidin saya sampaikan ke Ibu, kebetulan ibu yang berada dirumah saya sampaikan bahwa saya dari PSHT Sekadau ingin bersilaturahmi, begitu di persilahkan masuk saya sampaikan ke Istri Bapak Tohidin perihal permasalahannya seperti apa, saya sampaikan agar yang terkait di datangkan, saya meminta disini agar permasalahan segera selesai karena Bapak Tohidin orang yang dituakan di Perguruan tersebut ini,”terang Tio menjelaskan.
Tio dalam kesempatan itu juga mengucapkan permohonan maaf dirinya beserta keluarga besar dari perguruan silatnya bila mana kejadian Sabtu malam (26/9) dianggap kurang sopan.
“Saya datang kesini dengan tulus, saya ucapkaan dengan ikhlas untuk keluarga bapak Tohidin, keluarga besar perguruan Silat, keluarga besar ormas yang Bapak Tohidin pimpin beserta badan otonomnya saya ucapkan permohonan maaf yang sebesarnya atas kejadian tersebut,”ucap Tio.
Tio juga mengajak kepada semua pihak untuk melestarikan tradisi pencak silat warisan leluhur untuk silaturahmi dan persatuan.
“Mari kita bersama-sama melestarikan tradisi leluhur pencak silat, semua yang sudah terjadi merupakan kesalah pahaman dan mis komunikasi, sekarang sudah selesai jadi mari kita lestarikan bersama saja untuk silaturahmi,persatuan dan kesatuan,” ajaknya.
Tohidin selaku tuan rumah yang di datangi juga menyampaikan beberapa kata, persoalan itu adalah kesalah pahaman anak-anak. Karena ketiga orang yang bersalah paham itu merupakan santri didikan disini, jika hanya itu masalahnya sebenarnya selesai tidak ada masalah.
“Persoalan yang terjadi antara Syah, Ongah, Fadli, itu anak saya semua di didik dari kecil di Madrasah kami oleh istri saya, kalau itu masalahnya berarti tidak ada masalah,” ucap Tohidin.
Tohidin juga menyebutkan, pihaknya mendidik anak secara kesatria, latihan silat untuk menjaga kebudayaan tetapi biasanya anak-anak itu menganggap kalau permasalahan sudah sampai saya biasanya permasalahan besar, karena biasanya jika ada masalah di anak didik selalunya hanya sampai kepada Joko (pengasih pondok pesantren) saja.
“Saya selalu mendidik anak didik saya kesatria, kita latihan silat tidak untuk mencari musuh siapa pun, kalo ada masalah kita selesaikan baik, tetapi biasanya jika permasalahan itu sudah sampai saya anak-anak menganggapnya sudah berat permasalahannya,karena biasanya anak didik saya jika ada masalah selalu tidak sampai ke saya dan hanya sampai ke pak joko,”ujar Tohidin.
Tohidin sangat mengapresiasi kehadiran dari perguruan silat yang datang ke sini sabtu malam untuk silaturahmi tetapi agak sedikit menyesalkan karena sebelum datang tidak ada kontak dulu dengan nya, karena ketika itu yang menerima istri nya jadi mungkin mengakibatkan informasi liar yang beredar di masyarakat.
“Saya sangat apresiasi kedatangan Mas Tio beserta rombongan yang ketika itu Sabtu malam datang kesini walaupun saya agak sedikit menyesalkan kenapa Mas Tio tidak menghubungi saya dulu atau bisa lewat ketua perguruan Mas Tio atau lewat yang lain, karenasaya kan bukan orang yang sulit di cari, saya juga tergabung dalam grup silaturahmi IPSI dan Grup Silaturahmi Pencak Silat Sekadau, kalau kemarin sebelum kesini Mas Tio menghubungi saya dulu lalu kita berdua bertemu mungkin tidak ada informasi liar seperti ini, karena rombongan datang ketika saya tidak dirumah dan hanya istri saya yang menerima maka mungkin jadi informasi ke mana-mana,”ujar Tohidin .
“Kalau beredar pernyataan dari masyarakat yang ada di media sosial,karena ketika itu saya tidak berada dirumah lalu kemudian melihat video ada yang bertatap pinggang dan lain sebagainya itu yang mendorong masyarakat disini membuat pernyatan itu Salah Basa,”timpal Tohidin .
Tohidin menyampaikan semuanya agar sama-sama menjaga pasukan masing-masing karena saya merupakan ketua ormas, karena saya diamanahi bulan lalu menjadi ketua Ormas Keagamaan.
“Kita sama-sama menjaga pasukan masing-masing karena saya merupakan ketua ormas, karena saya diamanahi bulan lalu menjadi ketua Ormas Keagamaan karena mungkin menurut merka ketua ormas agama itu ulama, jadi menurut mereka bukan masalah Tohidin nya tetapi menurut mereka ketua ormas agama itu sakral, jadi mereka terbiasa untuk menjaga ulama, jadi mari kita jaga pasukan masing agar tidak ada informasi yang beredar tidak benar, mari kita redam bersama,”tutup Tohidin
Kadus Belitang satu Firman, juga sangat mengapresiasi langkah-langkah pertemuan antara pihak terkait untuk menyelesaikan kesalah pahaman .
“Saya sangat mengapresiasi langkah-langkah yang ditempuh kedua belah pihak untuk mengklarifikasi kesalah pahaman yang terjadi pada Sabtu malam (26/9),” tuturnya.
Kadus Belitang mengajak dari kedua belah pihak perguruan silat untuk mari saling menjaga persatuan dan menjadikan pencak silat sebagai teradisi yang ditinggalkan leluhur sebagai ajang untuk kebaikan dan silaturahmi
“Mari kita sebagai anak bangsa untuk menjaga persatuan dan kesatuan dan melestarikan budaya pencak silat yang diwariskan leluhur kepada kita sebagai ajang untuk kebaikan dan silaturahmi,” harapnya.
Kedepannya Kadus Belitang ingin menjadikan pencak silat sebagai ajang silaturahmi bersama, untuk melestarikan budaya leluhur dalam even-even di desa Belitang.
“Saya harap nantinya pencak silt sebagai ajang silaturahmi bersama, kita bisa berlatih bersama karena ini merupakan kebudayaan warisan leluhur kita, jangan sampai di salah gunakan, kedepanya saya akan libatkan semua perguruan silat untuk even-even di Desa dan untuk penyambutan tamu dari luar Desa kita bisa melibatkan kedua perguruan silat ini untuk kebersamaan,”tutupnya .
Silaturahmi itu berlangsung haru karena yang berselisih merupakan alumni dari Madrasah Diniyah yang di asuh oleh Istri dari Bapak Tohidin, tangis penuh haru ketika seorang Guru memeluk muridnya dengan murid yang lainnya.
Setelah kegiatan silaturahmi tersebut dilakukan juga kegiatan pernyataan bersama bahwa kejadian salah paham tersebut sudah selesai dengan damai, karena pihak terkait yang berselisih merupakan anak didik dari Tohidin.
Berbarengan dengan silaturahmi perguruan silat yang sempat menjadi polemik itu juga dilaksanakan pengajian rutinan bersama di kediaman Bapak Tohidin yang dihadiri warga perguruan pencak silat kedua belah pihak, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pemerintah Desa Belitang Satu serta masyarakat Desa Belitang Satu .