Suaraindo.id – Wakil Bupati Sekadau Aloysius didampingi Vixtima Heri Supriyanti Aloysius meresmikan empat rumah gizi di Kecamatan Belitang Hulu, Kamis (10/9/2020).
Disamping meresmikan rumah gizi, Wakil Bupati Sekadau Aloysius juga dalam kesempatan itu menyerahkan langsung piagam hibah kepada empat kepala desa secara simbolis di Desa Sebetung Kecamatan Belitang Hulu.
Sebanyak empat Desa tersebut adalah Desa Balai Sepuak, Desa Sebetung, Desa Terduk Dampak dan Desa Mengaret.
Kades Sebetung Ahmad Eka Setiawan mengatakan ada banyak perubahan di Desa Sebetung, misalnya di Tebelian, yang dulu belum punya gedung sekolah dasar, sekarang sudah ada gedung SD.
“Dulu desa sebetung masih desa tertinggal, sekarang mulai tahun 2019 naik peringkat menjadi desa berkembang. Bukan hanya itu, dibidang kesehatan dan pembangunan lainnya sudah banyak masuk di Desa Sebetung, misalnya pembangunan gereja. Tidak ada satu pun pembangunan rumah ibadah gereja yang tidak dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Sekadau,” ujarnya.
Camat Belitang Hulu Yohanes Dempek berharap kepada semua desa yang telah mendirikan rumah gizi, tingkat kesehatan gizi dapat meningkat.
“Terima kasih kepada bapak bupati dan bapak wakil bupati sekadau yang terus memberikan dukungan dan perhatian kecamatan belitang hulu,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Ketua TP PKK Kabupaten Sekadau Vixtima Heri Supriyanti dalam sambutannya menyampaikan rumah gizi ini dibangun untuk memebentuk generasi muda yang sehat. Gedung gizi ini adalah salah satu bentuk perhatian pemerintah kabupaten sekadau dibidang kesehatan melalui dinas kesehatan akan kualitas kesehatan generasi penerus di Kabupaten Sekadau.
“Mohon ibu ibu untuk memperhatikan rumah gizi ini, bisa tanam dengan sayuran yang mungkin nanti bisa kita olah untuk makanan tambahan anak anak. jadi toloing dimanfaat halaman rumah ini agar asri dan memberikan manfaat,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Hendri Alpius, mengatakan Pembangunan Pos Gizi di Kabupaten Sekadau bertujuan untuk upaya percepatan penurunan stunting dengan melibatan masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang dibantu oleh bidan desa dan dibina oleh puskesmas setempat, sehingga nantinya kedepan pos gizi ini bisa dilaksanakan sebagai proyek inovasi desa maupun proyek inovasi puskesmas, kadernya nanti diberi pelatihan.
Pos gizi dibangun, kata Hendri Alpius dengan tujuan untuk peningkatan derajat gizi dan penurunan stanting berbassis masyarakat yang memiliki beberapa cakupan kegiatan diantaranya penimbangan anak bayi balita pendidikan kesehatan bagi kader posyandu dan pola asuh.
Menurutnya ini merupakan salah satu program yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten sekadau dalam rangka penurunan angka stanting di kabupaten sekadau adalah melalui pembangunan pos gizi.
Dia mengatakan Henri rencana strategis Dinas Kesehatan, PP dan KB Kabupaten Sekadau meliputi penurunan angka stunting, penurunan angka kematian ibu dan bayi, peningkatan epidemologi dan deteksi dini penyakit serta peningkatan penanggulangan luar biasa akibat wabah kemudian peningkatan cakupan imunisasi dan peningkatan managemen mutu bauk kualitas maupun kuantitas bagi tenaga kesehatan serta pengktan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan.
Dia menjelaskan stunting yang kenal anak yang bertubuh kerdil merupakan suatu indikasi kurangnya asupan gizi baik secara kuantitas maupun secara kualitas yang tidak terpenuhi sejak bayi bahkan sejak masa dalam kandungan.
Dampak dari pada anak stunting adalah pertumbuhan atau perkembangannya terhambat, penurunan fungsi otak dan penurunan kekebalan tubuh sehingga anak akan mudah sakit kemudian kalau sudah dewasa akan terjadi penyakit yang sifatnya generatif.
Ia mengatakan stunting merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Di Indonesia hasil penelitian di bidang kesehatan bahwa 30,8 persen, anak Indonesia masih stunting. Artinya apa, setiap 3 anak di Indonesia pasti ada 1 diantaranya yang stunting, masih diambang batas yang disarankan WHO yaitu 20 persen.
Untuk Kalbar, balita stunting berkisar antara 36 persen, untuk Kabupaten Sekadau, tahun 2013 angka stunting di Kabupaten Sekadau sebesar 44 persen, kemudian tahun 2017 mencapai 39, 2 persen, tahun 2018, 32 persen, dan tahun 2019 30,9 persen, berarti ada penuruan angka stunting di Kabupaten Sekadau.
Namun ini merupakan suatu tantangan bagi Dinas Kesehatan kabupaten sekadau, maka langkah strategis yang dilakukan oleh dinas kesehatan adalah perbaikan gizi bagi anak stunting,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sekadau Aloysius memberikan apresiasi dan penghargaan kepada dinas kesehatan karena telah membuat terobosan baru dalam penannganan stanting yakni salah satunya melalui pembangunan pos gizi.
“Ini merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh ndinbas kesehatan dalam rangka penanganan masalah stanting di Kabupaten Sekadau,” ujarnya.
Dikatakan Wakil Bupati Sekadau untuk tahap pertama membangun 25 pos gizi yang tersebar di 7 kecamatan.
“Ada 25 pos gizi yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Sekadau. Kedepan desa-desa yang menjadi tolak ukur mendapat rumah gizi akan kita bangun. Kalau bisa setiap tahun rumah gizi bagi akan kita bangun dalam rangka penurunan angka stunting di Kabupaten Sekadau,”katanya.
Dia menjelaskan, secara simbolis menyerahkan 4 pos gizi di Wilayah Kecamatan Belitang Hulu, yaitu Desa Balai Sepuak, Sebetung, Terduk, Dampak dan Mengaret.
“Hari Sabtu 12 September 2020, kami karena meresmikan kembali dan menyerahkan 6 pos gizi untuk wilayah Kecamatan Belitang. Di Nanga Taman secara simbolis kita juga akan serahkan bersamaan dengan Kecamatan Sekadau Hulu dan Kecamatan Nanga Mahap,” ujarnya.
Menutup sambutannya Wakil Bupati Sekadau, Aloysius berharap dengan telah dibangunnya pos gizi ini kasus stunting di Kabupaten Sekadau bisa ditangani lebih baik lagi.
“Kita berharap kasus stunting dan gizi buruk dapat ditangani atau paling tidak dicegah, target kita angka stunting bisa turun dari 30,9 persen bisa 25 persen bahkan sampai zero, termasuk juga untuk angka kematian ibu dan anak menjadi perhatian kita bersama. Semua elemen masyarakat bisa terlibat untuk penurunan angka stunting bisa bekerja sama dengan kades Posyandu dan desa untuk, dengan keterlibatan seluruh elemen masyarakat saya yakin kasus ini dapat sama-sama kita atasi,” kata Aloysius.