Twitter Blokir Sementara Akun Anggota DPR AS Karena Postingan COVID-19

  • Bagikan
Twitter memblokir sementara akun twitter Marjorie Taylor Greene, anggota DPR AS dari Georgia. (Foto: ilustrasi).

Suaraindo.id–Twitter Senin menyatakan telah membekukan untuk sementara akun anggota DPR AS dari partai Republik Marjorie Taylor Greene karena cuitan yang melanggar kebijakan penyebaran informasi keliru mengenai COVID-19 di media sosial itu.

Greene memposting bahwa virus corona tidak berbahaya bagi orang yang tidak mengalami obesitas, atau berusia di bawah 65 tahun, dan bahwa berbagai organisasi tidak boleh memaksakan penggunaan apa yang ia sebut sebagai vaksin atau masker yang tidak disetujui Badan Pengawasan Makanan dan Obat-Obatan AS (FDA). Cuitan-cuitan tersebut telah dicap menyesatkan oleh Twitter.

AS menggunakan vaksin buatan Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson berdasarkan izin penggunaan darurat FDA. Tidak satu pun dari vaksin ini yang telah mendapat persetujuan penuh tetapi banyak penelitian yang membuktikan kemanjuran vaksin-vaksin tersebut.

Presiden AS Joe Biden telah meminta perusahaan-perusahaan sosial media untuk bertindak lebih banyak terkait penyebaran informasi keliru mengenai vaksin.

“Kami mengambil tindakan penegakan terhadap akun @mtgreene atas pelanggaran terhadap Peraturan Twitter, khususnya kebijakan informasi COVID-19 yang menyesatkan,” kata juru bicara Twitter dalam pernyataan yang dikirim melalui email.

Akun Greene akan terkunci selama 12 jam, kata Twitter.

Dalam pernyataan video melalui Facebook Live, Greene mengakui bahwa akunnya telah dibekukan sementara dan ia menyalahkan pemerintahan Biden karena berusaha mengendalikan kebebasan berbicara.

“Ingat, pekan lalu sewaktu Sekretaris Pers mengatakan Gedung Putih sedang berusaha menghentikan penyebaran informasi keliru karena mereka ingin bersikap hati-hati dan mereka ingin mengendalikan informasi yang dibagikan mengenai COVID-19 dan vaksin, bukankah itu mengkhawatirkan?” kata Greene.

Anggota DPR dari fraksi Republik itu telah dikecam sebelumnya atas berbagai pernyataannya mengenai pandemi. Pada Juni lalu ia meminta maaf setelah membandingkan kewajiban mengenakan masker dan vaksinasi COVID-19 dengan Holokos yang menewaskan sedikitnya 6 juta orang Yahudi.

Pada bulan Januari lalu, Twitter mengunci akun Green setelah ia berdebat dengan seorang pejabat pemilu negara bagian terkait tuduhan kecurangan pemilih. [uh/ab]

  • Bagikan