Kekerasan Terhadap Anak Meningkat Selama Pandemi

  • Bagikan
Sumintar, SKM, M. Sos, Kepala Bidang Perlindungan dan Kesejahteraan Anak, DP3KB Kabupaten Kubu Raya. (suaraindo.id /evi novianti)

Suaraindo.id – Kasus kekerasan terhadap anak masih terus terjadi, bahkan angkanya terus meningkat. Kekerasan seksual kepada siapapun, apalagi terhadap anak adalah suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang berat.

“Karena anak-anak, terutama yang sering tidak didampingi orang tuanya, secara fisik dan psikologis masih lemah dan mudah dipengaruhi oleh orang dewasa yang dianggap baik atau dekat,” demikian di sampaikan Kepala Bidang Perlindungan dan Kesejahteraan Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Kubu Raya, Sumintar, SKM, M. Sos, Rabu (6/4/2022).

Menurutnya, sejak pandemi terjadi penambahan kasus kekerasan terhadap anak sesuai yang diamati.

“Tapi kita belum bisa memastikan apakah murni karena pandemi sebab kami belum melakukan penelitian lebih lanjut hanya observasi lapangan saja,” ungkapnya.

Dikatakan Sumintar, jika melihat di lapangan memang rata-rata anak yang menjadi korban berlatar belakang ekonomi lemah.

Kekerasan anak kata dia banyak jenisnya diantaranya kekerasan fisik, seksual, narkoba, penelantaran, eksploitasi, anak berhadapan dengan hukum, diskriminasi dan dugaan penculikan.

“Untuk data kami saat ini yang paling tinggi angka kekerasannya adalah kekerasan seksual yang sebagian besar dialami oleh anak perempuan,” ucapnya.

Diceritakan Sumintar kasus kekerasan seksual ini terjadi pada anak yang usianya bervariasi. Bahkan ada anak usia 3-5 tahun justru menjadi korban keganasan dari orang terdekat dan anak di bawah umur.

Penanganan secara cepat dan tepat telah dilakukan agar korban tidak mengalami dampak yang lebih parah.

“Kami sedang pendampingan empat kasus perkosaan yang dilakukan oleh ayah kandung juga kasus perkosaan yang dilakukan oleh anak usia 9 tahun, perlu proses karena pelaku orang terdekat dan juga di bawah umur,” kisahnya.

Dari pengalaman di lapangan menghadapi kasus-kasus tersebut, Sumintar mengharapkan kerjasama berbagai pihak untuk menekan angka kenaikan kasus.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk bekerja sama sampai ke tingkat desa dalam upaya melakukan pencegahan kekerasan terhadap anak,” ujarnya.

Dikatakan Sumintar saat ini Forum Anak di tingkat kabupaten dan kecamatan sudah terbentuk dan aktif bersinergi dalam program pencegahan kekerasan terhadap anak.

“Tapi yang paling penting dari semua itu adalah komunikasi. Jika komunikasi anak dengan orang tua dan orang-orang di sekitar terjalin dengan baik saya yakin kekerasan terhadap anak akan menurun,” ujar dia.

Penulis: EvinovEditor: Heri Mustari
  • Bagikan