Indahnya Keberagaman di Desa UPT. Karang Cayo Pino Raya Bengkulu Selatan

  • Bagikan

Suaraindo.id – Keberagaman dalam beragama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Sehingga setiap umat beragama mempunyai kewajiban untuk mengakui sekaligus menghormati agama lain tanpa membeda-bedakan.

Bertepatan dihari HUT Kemerdekaan RI ke-77, Peduli Misi Desa (PMD) dari Jkaarta mengadakan perjalanan misi ke daerah Bengkulu, 25-29 Agustus 2022.

Salah Satu daerah yang didatatangi, yakni desa UPT. Karang Cayo, Kec. Pino Raya, Kab. Bengkulu Selatan, sangat menarik perhatian, dimana warga yang mayoritas Muslim sangat rukun dan saying toleransi, Selasa (27/8/22).

Terbukti saat selesai Ibadah, salah satu warga yakni Rohidin merupakan beragama muslim datang dan berbincang-bincang dengan Tim PMD dan jemaat ditempat itu.

Dalam kesempatan itu, tim media yang kebetulan ikut serta dalam misi PMD berkesempatan wawancara dengan Rohidin.

“Kami tidak pernah merasa terganggu, dan tidak pernah protes adanya ibadah disini. Karena bagi kami semua Agama sama, sama-sama mengajarkan yang baik, kami juga bebas melakukan ibadah disini, masa mereka gak boleh beribadah,” ujar Rohidin.

Pun, kami disini kompak, tidak membeda-bedakan agama, kalau ada kegiatan kristen, kami ikut membantu, sebalikanya juga, saat agama Muslim ada kegiatan yang nasrani juga ikut membantu, itulah yang terjadi di desa kami, jelasnya.

Bahkan pernah ada rombongan gereja dari Bogor, mereka melakukan pengobatan gratis dan bagi-bagi obat, kami juga ikut serta, dan kami senang sekali, dan berharap mereka datang lagi, jarang ada kegiatan seperti itu disini, harap Rohidin.

Hal itupun dibenarkan oleh Pdt. Gustin Petra Yanti Benu, merupakan Gembala Sidang Gereja Kristen Rahmani Indonesia (GKRI)

“Disini kami sangat rukun, kami tidak pernah membedakan agama satu dengan yang lain. Meskipun kami minoritas didesa ini,” ucap Gustin.

Gustin sudah tujuh tahun tinggal di Desa Karang Cayo yang berprofesi sebagai pendeta menjelaskan tidak pernah mengalami kesulitan dalam menjalankan ibadah ataupun pelarangan.

“Saya dan keluarga sudah tujuh tahun tinggal disini, kami bebas melaksanakan ibadah, tidak pernah ada kesulitan ataupun larangan dari perangkat desa atau warga disini. Toleransi beragama di desa ini sangat ditanamkan, sehingga tidak pernah ada keributan. Bahkan kalau ada kegiatan, seperti nikahan, natal, pengajian, Idul Fitri, dan kegiatan lainnya, warga disini saling bekerjasama,” pungkasnya.

Peduli Misi Desa (PMD) merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh hamba-hamba Tuhan di Jakarta, yang mana memiliki visi dan misi untuk membantu masyarakat yang ada di daerah seluruh Indonesia, dan tidak memandang latar belakang agama.

 

 

 

 

 

 

 

  • Bagikan