Suaraindo.id – Presiden Joko Widodo mengatakan masalah kelaparan yang terjadi di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, dipicu oleh cuaca ekstrem. Kekeringan itu terjadi akibat musim kemarau berkepanjangan disertai cuaca dingin ekstrem. Hal tersebut juga membuat warga kesulitan mendapatkan bahan makanan sejak Sabtu (3/6) kemarin.
Kekeringan yang melanda Kabupaten Puncak itu menyebabkan warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih hingga mengakibatkan enam warga, termasuk seorang bayi, meninggal dunia karena diare dan dehidrasi.
“Tapi problemnya supaya tahu, itu adalah daerah spesifik yang kalau di musim salju yang namanya tanaman tidak ada tumbuh. Di ketinggian yang sangat tinggi distrik itu,” kata Jokowi, Senin (31/7).
Faktor Keamanan
Jokowi juga mengatakan faktor keamanan turut menjadi salah satu masalah yang menyebabkan pengiriman bantuan tidak dapat berjalan dengan baik ke Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi. Oleh karena itu, Presiden menginstruksikan jajaran TNI untuk membantu mengawal pengiriman bantuan tersebut.
“Di sana memang problemnya selalu seperti itu. Medannya sangat sulit, pesawat mau turun pilotnya enggak berani sehingga problem itu yang terjadi,” ujar Jokowi.
Jokowi pun menginstruksikan jajarannya untuk melakukan penanganan secepatnya terhadap masalah kelaparan yang terjadi di wilayah Papua Tengah.
“Saya sudah perintahkan kepada Menko PMK (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Menteri Sosial, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), dan juga di daerah di Papua untuk segera menangani secepat-cepatnya,” katanya.
Pengiriman Bantuan
Kepolisian Resor Puncak sebenarnya sejak akhir pekan lalu telah melakukan pengamanan penyaluran bantuan barang dan sembako dari Pemerintah Kabupaten Puncak untuk Distrik Agandugume dan Lambewi, Papua Tengah yang mengalami bencana kekeringan.
Bupati Puncak Willem Wandik terbang menggunakan pesawat Reven Global Air Trasnport PK RVV yang take off dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju bandara Agandume Kabupaten Puncak untuk mengantar bantuan makanan, Sabtu lalu (29/7).
Bantuan yang dibawa terdiri dari satu drum BBM, 400 kilogram bantuan makanan dari Panglima TNI dan 200 kilogram bantuan makanan dari Pemerintah Puncak.
Distribusi bantuan itu lancar karena masyarakat di Distrik Agandume sudah menunggu pesawat yang mendarat dan mengamankan proses distribusi. “Situasi keamanan di Distrik Agandume sangat aman dan untuk kedepannya pesawat selain Reven diharapkan bisa mendarat di Bandara tersebut,” ucap Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia.
Ditambahkannya, “masyarakat sudah mengatakan bahwa daerah ini aman karena mereka siap menjaga keamanan bagi pesawat maupun petugas medis yang akan melayani di dua Distrik tersebut, sehingga saya minta maskapai penerbangan, silahkan saja masuk ke daerah ini mengantar bantuan.”
BNPB: 7.500 Jiwa Terdampak Kekeringan di Puncak Jaya
Berdasarkan laporan Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB per Minggu (30/7), bencana kekeringan ini telah berdampak terhadap kurang lebih 7.500 jiwa. Adapun penanganan darurat yang telah dilakukan meliputi penyelidikan epidemiologi kepada para korban yang meninggal dunia oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah.
“Selain itu distribusi bantuan makanan dan obat-obatan serta penyuluhan kesehatan juga dilakukan secara berkala.
Operasi pemantauan dan penanganan kesehatan juga didampingi oleh Emergency Medical Team (EMT) Regional Papua,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Sejauh ini Pemerintah Kabupaten Puncak telah mendistribusikan bantuan logistik dan peralatan yang meliputi makanan siap saji 4.000 paket, makanan anak 4.000 paket, lauk pauk siap saji 2.000 paket, tenda gulung 500 lembar, sarden 25 dus, kornet 32 dus, sosis 83 dus, abon sapi 15 dus, biskuit 18 dus, pakaian seragam sekolah anak 3.000 stel, pakaian dewasa 4.000 stel, celana dewasa 4.000 lembar, dan selimut 4.000 lembar.
Adapun pendistribusian logistik dan peralatan dari BNPB kepada masyarakat terdampak kekeringan akan dibantu oleh TNI dan Polri. Pasalnya, kondisi medan yang berat dan hanya dapat dilalui dengan kendaraan roda dua serta helikopter.