Ekspor Hasil Pertanian dan Perikanan Kapuas Hulu Melalui PLBN Nanga Badau Capai Rp3,47 Miliar

  • Bagikan
Kepala Bea Cukai Nanga Badau Heri Purwanto. ANTARA.Suaraindo.id/Suarakalbar.co.id

Suaraindo.id – Sejak Januari hingga Agustus 2023, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, mencatat hasil ekspor melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Nanga Badau, perbatasan Indonesia-Malaysia, sebesar Rp3,47 miliar dengan volume mencapai 56,1 ton. Produk yang diekspor berasal dari sektor pertanian dan perikanan daerah tersebut.

Kepala Bea Cukai Nanga Badau, Heri Purwanto, mengungkapkan bahwa komoditas ekspor utama termasuk ikan air tawar seperti jelawat, semah, dan seladang. Hasil pertanian seperti lada dan sayur-sayuran juga turut menyumbang dalam kegiatan ekspor.

“Produk pertanian dan perikanan Kapuas Hulu cukup menjanjikan untuk menembus pasar global di perbatasan, masyarakat harus bisa membaca peluang ini,” katanya melansir dari ANTARA, Kamis(6/9/2023).

Disampaikan Heri, sejumlah produk perikanan yang mendominasi dalam kegiatan ekspor yaitu ikan air tawar seperti jelawat, semah dan seladang.

Sedangkan, hasil pertanian berupa tanaman lada dan hasil pertanian lainnya seperti sayur-sayuran.

Menurut dia, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ekspor perlu peran aktif dan kerja sama semua pihak instansi dan lembaga terkait termasuk Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu dalam mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk terus menggali dan mengembangkan potensi yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu.

“Dari realisasi ekspor tersebut menunjukkan adanya geliat ekonomi masyarakat di perbatasan, sehingga perlu komitmen bersama untuk mendukung pelaku usaha agar tembus ke pasar global di perbatasan,” kata Heri.

Dia berharap potensi yang ada di Kapuas Hulu akan terus berkembang dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kegiatan ekspor dan terjadi penambahan pelaku ekspor serta produk ekspor seperti kerajinan tangan masyarakat.

Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis KPPBC Nanga Badau Rossy Amal Sholih menambahkan program pojok UMKM dan klinik ekspor melalui kegiatan asistensi pelaku usaha dan UMKM akan terus dilakukan dan ditingkatkan, untuk menggali potensi ekspor komoditas unggulan lainnya, seperti madu, kayu olahan, karet, ikan arwana serta potensi lainnya.

“Kami terus melakukan koordinasi dengan semua pihak dalam upaya memberikan kemudahan persyaratan,perizinan dan percepatan pelayanan ekspor di perbatasan,” ucapnya.

Dia menyebutkan berdasarkan catatan Bea Cukai Nanga Badau pada periode Januari sampai dengan Juni 2023 devisa ekspor sebanyak Rp2,32 miliar dari 40,7 ton produk pertanian dan perikanan.

“Ada kesalahan data yang kami sampaikan sebelumnya Rp8,7 miliar, yang benar sebesar Rp2,32 miliar dari 40,7 ton produk yang di ekspor,” katanya.

Meskipun demikian, dari data yang ada kata Rossy Amal Sholihin, bahwa terlihat adanya peningkatan devisa hasil ekspor.

Untuk itu, dia berharap pertumbuhan ekonomi masyarakat di perbatasan semakin meningkat dengan memanfaatkan peluang ekspor di PLBN Nanga Badau.

Penulis: Suarakalbar.co.idEditor: Redaksi
  • Bagikan