Suaraindo.id – Dalam upaya memperkuat ketahanan ideologi generasi muda dari ancaman radikalisme dan terorisme, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Barat menggelar Roadshow Anti Terorisme pada tanggal 14 hingga 16 Mei 2025 di dua wilayah strategis, Kabupaten Melawi dan Sintang.
Kegiatan edukatif ini melibatkan berbagai pihak, antara lain Badan Kesbangpol Kabupaten Melawi, Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Densus 88 Kalbar, mantan narapidana teroris (napiter), serta pelajar dari sekolah menengah atas negeri dan swasta di kedua kabupaten tersebut.
Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Kalbar, Drs. H. Manto, M.Si., menegaskan pentingnya membekali generasi muda dengan ketahanan ideologi sejak dini. “Terorisme adalah ancaman global yang tidak mengenal usia, gender, atau status sosial. Oleh sebab itu, generasi muda harus dibekali literasi dan kewaspadaan sejak dini,” ujarnya dalam sesi pemaparan.
Materi edukasi mencakup definisi dan bahaya terorisme, ciri-ciri radikalisme, serta strategi pencegahan dengan pendekatan lunak (soft approach) seperti penguatan literasi digital, pembinaan eks napiter, dan penguatan nilai-nilai toleransi serta kebhinekaan.
Salah satu momen paling menginspirasi adalah kehadiran eks napiter yang secara langsung membagikan pengalaman perjalanan hidupnya—mulai dari proses radikalisasi hingga berhasil kembali ke tengah masyarakat melalui program deradikalisasi. Kesaksian ini memberikan gambaran nyata akan bahaya paham ekstrem dan pentingnya upaya pencegahan.
Pemateri dari Satgaswil Densus 88 Kalbar juga menyampaikan gambaran faktual mengenai peta ancaman terorisme di Indonesia serta menekankan peran aktif masyarakat dalam deteksi dini dan pelaporan potensi ancaman.
Para pelajar menunjukkan antusiasme tinggi dalam sesi diskusi interaktif yang berlangsung hangat, menjadikan kegiatan ini momen berharga dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan membentuk mereka sebagai agen perdamaian masa depan.
Roadshow Anti Terorisme merupakan bagian dari program terpadu pencegahan terorisme berbasis edukasi dan literasi publik, dengan pendekatan koordinasi lintas sektor, pelibatan masyarakat, serta penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Diharapkan, pelajar di wilayah perhuluan dan perbatasan Kalbar mampu menjadi garda terdepan dalam menolak radikalisme sekaligus menyebarkan nilai-nilai toleransi dan persatuan bangsa.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS