Suaraindo.id – Gawe akbar Naik Dango ke-40, perayaan adat masyarakat Dayak yang melibatkan tiga kabupaten yakni Mempawah, Landak, dan Kubu Raya, sukses digelar di Kecamatan Sadaniang pada 26–28 April 2025. Perhelatan tahunan yang sarat nilai tradisi ini ditutup dengan penuh khidmat dan antusiasme warga.
Namun, tak hanya semarak perlombaan dan pentas budaya yang menjadi sorotan, penutupan Naik Dango tahun ini juga menyisakan momen haru dan membanggakan. Sosok Andy Wiyata, aktivis budaya sekaligus Kepala Desa Anjungan Dalam, Kecamatan Anjongan, menerima penghargaan kehormatan dari Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Mempawah, Adrianus, atas dedikasinya dalam pelestarian adat dan budaya Kalimantan Barat.
“Penghargaan ini memang jarang terjadi bagi aktivis budaya. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih kepada DAD Mempawah, khususnya Ketua DAD Bapak Adrianus, atas penghargaan yang diberikan,” ungkap Andy kepada SuaraKalbar.co.id, Senin (28/4/2025).
Penghargaan ini diberikan atas partisipasi aktif Andy sebagai Penggiat Adat dan Budaya dalam rangkaian Naik Dango ke-40, sekaligus sebagai bentuk pengakuan atas perjalanan panjangnya dalam melestarikan warisan budaya Dayak.
Andy Wiyata dikenal luas di kalangan pegiat budaya Kalbar. Ia memulai kiprahnya sejak 1995, dengan fokus pada penelitian pelestarian situs dan budaya lokal. Sejak 2001 hingga sekarang, ia mendalami dan mengenalkan Pengobatan Terapi Tradisional Tumbak, metode pengobatan kuno Dayak yang kini telah dikenal hingga ke tingkat Asia Tenggara.
“Saya bersyukur bahwa terapi tradisional ini sudah banyak membantu masyarakat, baik di Kalbar, Nusantara, bahkan Asia Tenggara,” tuturnya.
Sebelumnya, pada tahun 2020, Andy juga menerima penghargaan dari Pangalangok Jillah saat HUT Pati Patinggi yang digelar di Petilasan Patih Patinggi. Pengakuan atas kiprahnya menunjukkan konsistensi dalam menjaga nyala budaya lokal.
Dalam wawancara, Andy menyampaikan apresiasi kepada banyak pihak yang selama ini mendukung langkahnya. Ia menyebut sejumlah tokoh dan komunitas budaya seperti Ketua Garda Borneo Kalbar David Oendon, Sesepuh Budaya Didi Bala Dayak Kalbar, Yohanes Palaonsoka, serta komunitas Tangkulas, Laskar Bangkule Rajakng, Ormas Dayak Kalbar, dan para pencinta budaya lainnya.
“Apresiasi juga saya haturkan kepada seluruh masyarakat adat di Kalbar yang sudah men-support perjalanan saya sebagai aktivis pencinta budaya,” ucapnya.
Menutup pernyataannya, Andy turut berterima kasih kepada Panitia Naik Dango ke-40 dan Pemerintah Kabupaten Mempawah yang telah mendukung penuh pelaksanaan kegiatan budaya terbesar masyarakat Dayak tersebut.
“Gawe ini sukses karena kerja keras panitia dan kebersamaan seluruh peserta. Semoga budaya kita tetap lestari, menjadi identitas dan kebanggaan Kalimantan Barat,” pungkasnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS