NTT Alami Deflasi 0,40 persen pada Mei 2025, Dipicu Turunnya Harga Komoditas Pangan

  • Bagikan
Kepala BPS NTT Matamira B. Kale, saat konferensi pers di Aula Kantor BPS NTT, Senin (2/6). Foto: Mbuhang Nggiku/suaraindo.id

Suaraindo.id — Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami deflasi bulanan (month-to-month) sebesar 0,40% pada Mei 2025.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Matamira B. Kale, dalam konferensi pers yang digelar di Aula Kantor BPS NTT, Senin (2/6/2025).

Menurut Matamira, deflasi ini terjadi setelah pada April 2025 lalu tercatat inflasi sebesar 0,22%. Ia menjelaskan bahwa deflasi Mei 2025 disebabkan oleh penurunan pada dua dari sebelas kelompok pengeluaran yang disurvei.

“Kelompok yang memberi andil terbesar terhadap deflasi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami penurunan harga sebesar 1,35% dengan andil minus 0,51%. Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga mengalami penurunan sebesar 0,02%, meskipun andilnya mendekati nol,” jelas Matamira.

Meski demikian, terdapat kelompok pengeluaran yang justru menahan laju deflasi. Kelompok transportasi mencatat inflasi sebesar 0,55% dengan andil 0,07%, diikuti oleh kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mencatat inflasi 0,4% dengan andil sebesar 0,02%.

BPS juga mencatat inflasi tahun kalender atau kumulatif (year to date/YTD) hingga Mei 2025 sebesar 1,16%, sedangkan inflasi tahunan (year on year) mencapai 1,6%.

Dari sisi wilayah cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK) di NTT, deflasi bulanan terjadi di empat daerah IHK: Waingapu sebesar 0,45%, Maumere 0,13%, Kabupaten Ngada 0,79%, dan Kota Kupang 0,55%. Sebaliknya, inflasi terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 0,07%.

Matamira menambahkan bahwa komoditas penyumbang inflasi maupun deflasi umumnya berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau—kelompok yang dikenal sangat rentan terhadap fluktuasi harga karena bergantung pada pola permintaan konsumen dan ketersediaan pasokan, yang turut dipengaruhi distribusi dan kondisi cuaca.

Pada Mei 2025, lima komoditas yang paling berkontribusi terhadap deflasi adalah: Ikan tembang: -0,10%, Tomat: -0,10%, Ikan kembung: -0,08%, Sawi hijau: -0,05%,bKangkung: -0,03%.

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi atau menahan deflasi antara lain: Angkutan udara: +0,07%, Cabe rawit: +0,04%, Tarif pulsa Telkomsel: +0,02%, Cabai merah: +0,01%, Bawang merah: +0,01%.

  • Bagikan