Suaraindo.id – Iduladha menjadi momen istimewa bagi Mohlis Saka, seorang aktivis pergerakan yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Pasir Panjang, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Setiap tahun, ia dan keluarganya mendapat bagian kepala sapi kurban dari panitia di Mengkacak, Kelurahan Terusan, Kecamatan Mempawah Hilir — sebuah tradisi yang telah berjalan selama 13 tahun berturut-turut.
Pada perayaan Iduladha 1446 H yang jatuh pada Jumat (6/6/2025), Mohlis kembali terlihat membonceng kepala sapi di atas motornya, membawanya pulang dari lokasi pemotongan ke rumahnya di Desa Pasir Panjang.
“Alhamdulillah, Iduladha tahun ini saya sekeluarga kembali mendapat kepala sapi kurban. Semoga memberikan keberkahan bagi pemilik hewan kurban, maupun untuk saya sekeluarga selaku penerima,” ujar Mohlis, yang memiliki nama asli Mohlis Supriandi.
Bagi keluarganya, kepala sapi bukan sekadar daging kurban, tetapi simbol keakraban dan berkah tahunan. Anak-anaknya, menurut Mohlis, selalu menyambut dengan antusias bagian istimewa tersebut.
“Keluarga saya, terutama anak-anak, paling bahagia dan bersyukur dengan kepala sapi ini,” ungkapnya dengan senyum hangat.
Soal pengolahan, sang istri, Aini, disebut sebagai juru masak andalan keluarga. Kepala sapi biasanya diolah menjadi masakan bersantan atau dimasak kecap, yang menurut Mohlis memiliki cita rasa istimewa.
“Biasanya dimasak kecap atau disantan. Masyaallah enaknya,” tuturnya.
Tradisi ini mencerminkan kentalnya semangat berbagi dalam Iduladha, serta kisah sederhana tentang kebersamaan dan syukur dalam keberkahan kurban.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS