Suaraindo.id – Jumat pagi di pekan kedua Agustus 2025, suasana Pantai Piwang, Kabupaten Natuna, tampak berbeda. Ratusan warga antre rapi di depan meja bertuliskan “registrasi” dan “pengambilan kupon” untuk mengikuti Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar Polres Natuna dalam rangka peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
Satu per satu warga menuliskan nama serta NIK, lalu menerima kupon sebagai syarat pembelian bahan pangan pokok dengan harga terjangkau. Kupon tersebut membatasi pembelian agar distribusi merata: dua karung beras SPHP lima kilogram, dua liter minyak goreng, satu papan telur, serta masing-masing satu kilogram gula pasir dan tepung terigu.
Di bawah tenda besar, bahan pangan sudah tersusun rapi. Tak hanya masyarakat, hadir pula pejabat daerah, perwakilan Polres, serta Perum Bulog. Kapolres Natuna, AKBP Novyan Aries Efendi, membuka acara secara resmi sebelum pembagian kupon dimulai.
Harga Lebih Murah, Antusias Warga Tinggi
Warga menyambut gembira GPM ini. Selisih harga Rp2.000 hingga Rp8.000 per item dibanding harga pasar membuat bahan pangan cepat ludes. Misalnya, beras SPHP dijual Rp58.000 per lima kilogram, gula pasir Rp15.000/kg, minyak goreng Rp32.000 per dua liter, tepung Rp9.000/kg, dan telur Rp51.000 per papan.
Meski terlihat kecil, selisih tersebut sangat berarti bagi masyarakat kecil, terutama ibu rumah tangga. Tidak heran, setiap pelaksanaan GPM selalu dipadati pembeli dan stok habis kurang dari tiga jam.
Menembus Pulau Terluar
GPM tidak hanya berlangsung di pusat kota. Polres Natuna bersama pemangku kepentingan juga menggelar kegiatan serupa di desa-desa terpencil, pulau penyangga, hingga wilayah perbatasan. Sepanjang Agustus–September 2025, tercatat lebih dari 20 kali GPM digelar di berbagai titik.
Di Pantai Piwang, pasokan beras SPHP mencapai satu ton, sementara minyak goreng, gula, tepung, dan telur disiapkan masing-masing 300 paket. Namun di desa dan pulau terluar, kuota disesuaikan dengan kapasitas transportasi.
Kolaborasi Lintas Pihak
Kesuksesan GPM tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak: Pemkab Natuna, Perum Bulog, pengusaha lokal, aparat desa, hingga TNI-Polri. Bulog menyuplai beras SPHP, sementara pengusaha menyediakan bahan pangan lain dengan harga grosir. Barang diangkut menggunakan kendaraan dinas Polres sehingga ongkos distribusi dapat ditekan.
Pemkab Natuna juga menggelar GPM secara mandiri, termasuk pada 16 Agustus 2025 yang berlangsung meriah. Selain beras, gula, dan minyak goreng, tersedia pula cabai, sayur segar, ikan, dan bahan pangan lain. Ribuan warga memadati lokasi, bahkan panitia sempat kewalahan melayani tingginya permintaan.
Kepala Disperindagkopum Natuna, Marwan Sjah Putra, menyebut GPM sukses berkat dukungan distributor dan pengusaha lokal. “Selisih harga bisa muncul karena kita memangkas jalur distribusi. Barang diambil langsung dari pengusaha besar, tanpa biaya tambahan,” jelasnya.
Negara Hadir di Perbatasan
Bagi masyarakat Natuna, khususnya yang tinggal di pesisir dan pulau terluar, GPM membawa dampak nyata. Tidak hanya meringankan beban ekonomi, kegiatan ini juga menghadirkan rasa kehadiran negara di wilayah perbatasan.
GPM menjadi bukti bahwa pemerintah, TNI, dan Polri hadir di tengah masyarakat. Lebih jauh, kegiatan ini mempererat hubungan aparat, pemerintah, pengusaha, dan warga, sekaligus menunjukkan bahwa stabilisasi harga pangan di Natuna bukan sekadar jargon, melainkan manfaat nyata yang dirasakan masyarakat.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS













