Sekda Lotim: 1.800 Tiket MotoGP Sudah Terjual, ASN dan Pelaku Usaha Dilibatkan

  • Bagikan

SUARAINDO.ID ——- Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Timur, Juaini Taufiq mengungkapkan, hingga dua hari menjelang pelaksanaan MotoGP Mandalika 2025, sekitar 1.800 dari 2.000 tiket yang dipromosikan pihaknya telah terjual.

‎Tiket tersebut sebelumnya didistribusikan untuk ASN dan pelaku usaha lokal atas arahan Bupati.

‎”Awalnya saya cukup gugup karena kami membantu promosi tiket mulai hari Senin. Kita ambil 2.000 tiket, tapi alhamdulillah sudah 1.800 yang laku. Saya optimis sisanya akan habis hari ini,” ujar Juaini kepada media, Rabu, 1 Oktober 2025.

‎Menurutnya, ASN hanya diminta membantu, tidak diwajibkan membeli.

‎Tiket untuk ASN dijual seharga Rp400.000, yang seharusnyamasyarakat ber-KTP Lombok Timur dan NTB mendapatkan harga khusus sebesar Rp450.000

‎Selain ASN, Pemkab Lombok Timur juga meminta sejumlah pelaku usaha untuk turut memasarkan dan memesan tiket.

‎”Sesuai arahan Pak Bupati, kami menghubungi pemilik hotel, pengusaha tembakau, dan lainnya,” jelas Juaini.

‎Sekda mengaku, Lombok Timur Tetap Ambil Peran Meski Tidak Sebanyak Tahun Lalu.

‎Sementara berkaitan jumlah pelaku UMKM dari Lombok Timur yang terlibat dalam event MotoGP tahun ini tidak sebanyak sebelumnya.

‎Hal tersebut merupakan hasil kebijakan Pemerintah Provinsi NTB agar partisipasi kabupaten/kota lebih merata.

‎”Kalau saya tidak salah, ada sekitar 15–20 UKM dari Lombok Timur yang ikut berpartisipasi. Ini semacam giliran karena tahun sebelumnya kita yang paling banyak,” katanya.

‎Selain itu, Menurut Juaini, dampak MotoGP paling terasa di sektor ekonomi pendukung seperti distribusi hortikultura, tenaga kerja, dan logistik, yang sebagian besar disuplai dari Lombok Timur.

‎“Secara material dan tenaga kerja, Lombok Timur sangat terdampak positif karena menjadi daerah penyangga,” katanya.

‎Namun, dampak langsung terhadap sektor pariwisata dinilai belum merata.

‎Beberapa destinasi, seperti Tetebatu dan Kembang Kuning masih menjadi tempat menginap pengunjung, namun tidak sebanyak yang diharapkan.

‎Juaini menyoroti preferensi wisatawan domestik, khususnya dari Jawa dan Bali, yang lebih memilih penginapan dengan fasilitas lobby atau ruang berkumpul, dibandingkan homestay yang umum di Lombok Timur.

‎“Mereka senang menginap di tempat yang ada lobinya, tempat ngumpul. Ini tantangan buat kita karena rata-rata penginapan kita berupa homestay,” ujarnya.

‎Juaini menegaskan, MotoGP sebaiknya dijadikan momen promosi jangka panjang, bukan hanya sebagai event tahunan.

‎“Kalau hanya datang saat MotoGP, ya rugi. Tapi kalau mereka merasa nyaman, mereka bisa datang lagi bersama keluarga saat liburan. Jadi penting buat kita untuk menyamakan ekspektasi wisatawan dari media sosial dengan kenyataan di lapangan,” ujarnya.

‎Juaini menutup dengan harapan agar pelayanan dan keramahan yang diberikan warga Lombok Timur dapat meninggalkan kesan positif bagi para tamu MotoGP.

Penulis: nanangEditor: Redaksi
  • Bagikan