Suaraindo.id – Warga Desa Seranggam, Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas, kembali menyuarakan keluhan terhadap kondisi jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Seranggam dengan Desa Serumpun, Kecamatan Salatiga. Jalan sepanjang sekitar 4 hingga 5 kilometer itu rusak parah dan telah puluhan tahun tak kunjung diaspal, Senin (6/10/2025).
Esi Sandatri, warga setempat, mengatakan bahwa kerusakan jalan sudah terjadi selama kurang lebih tiga dekade tanpa adanya perbaikan berarti dari pemerintah daerah.
“Ini statusnya jalan kabupaten, jadi kami tidak bisa memperbaikinya menggunakan dana desa,” ujarnya.
Meski demikian, warga tetap berinisiatif memperbaiki jalan secara swadaya. Baru-baru ini, masyarakat bersama-sama mengumpulkan batu kong sebanyak dua dump truk untuk menutupi lubang di sepanjang jalan. Sebelumnya, Dinas Pekerjaan Umum (PU) juga sempat memberikan bantuan berupa timbunan tanah kong dengan jumlah serupa.
Namun, upaya sementara itu belum mampu memperbaiki kondisi jalan secara menyeluruh. Akses tersebut merupakan jalur utama warga untuk aktivitas sehari-hari, mulai dari anak-anak yang berangkat sekolah hingga pengangkutan hasil pertanian.
“Kalau musim hujan, jalan menjadi sangat licin, bahkan sering ada yang jatuh. Saya sendiri pun sudah pernah terjatuh,” tutur Esi.
Selain kondisi jalan, warga juga mengkhawatirkan jembatan di jalur tersebut yang kini dalam kondisi sangat memprihatinkan. Menurut warga, bagian bawah jembatan sudah banyak yang patah dan berkarat, sementara kendaraan berat seperti truk pengangkut sawit, batu, dan pasir masih rutin melintas setiap hari.
“Besi penyangga di bawah sudah banyak yang putus. Kalau terus dibiarkan, bisa-bisa jembatan ini ambruk. Ini sangat berbahaya,” tegas Esi.
Sebelumnya, jalan tersebut sempat viral di media sosial setelah warga menanaminya dengan pohon pisang sebagai bentuk protes terhadap lambannya penanganan infrastruktur. Namun, hingga kini belum ada perbaikan permanen dari pemerintah kabupaten.
Masyarakat berharap agar Pemerintah Kabupaten Sambas segera mengambil tindakan nyata untuk mengaspal jalan dan memperbaiki jembatan yang nyaris ambruk itu.
“Kami hanya ingin akses yang layak dan aman. Sudah terlalu lama kami menunggu perbaikan, sementara jalan ini satu-satunya penghubung utama bagi warga,” pungkasnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS













