Suaraindo.id – Di tengah maraknya jajanan modern, sosok Abu, penjual jajanan tradisional telur congkel, masih setia mempertahankan usahanya yang telah berjalan selama 20 tahun. Dengan bersepeda sederhana, Abu setiap hari berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lain di sekitar tempat tinggalnya, menawarkan jajanan khas yang sudah jarang ditemui.
Abu menceritakan, jajanan telur congkel yang ia jual berasal dari kuliner khas Sunda. Ia hanya meneruskan usaha yang dulu dikenalnya sejak muda.
“Nama jajanan telur congkel ini berasal dari orang Sunda. Saya hanya meneruskan perjalanan jajanan ini,” ujarnya saat ditemui, Senin (3/11/2025).
Selama dua dekade berjualan, Abu mengaku awalnya hanya iseng mencoba-coba. Namun siapa sangka, usaha kecil itu kini menjadi sumber penghasilannya yang stabil.
“Awalnya cuma coba-coba, tapi alhamdulillah lancar. Sekarang kalau sehari bisa habis 70 sampai 80 butir telur,” katanya.
Harga jajanan yang dijual Abu pun terbilang sangat terjangkau.
“Satu porsinya Rp3.000, isinya 12 butir. Anak-anak sekolah biasanya beli Rp2.000 atau Rp3.000. Kalau orang dewasa yang lewat, kadang beli sampai Rp30.000,” jelasnya sambil tersenyum.
Abu memilih menggunakan sepeda bukan hanya karena sederhana dan hemat, tapi juga untuk menjaga kebugaran tubuhnya. Selain itu, lokasi berjualannya tidak jauh dari rumah, sehingga ia bisa tetap dekat dengan keluarga.
“Alasan pakai sepeda ya biar sehat juga, dan tempat jualnya dekat-dekat aja. Penghasilan sehari sekitar Rp350.000 sampai Rp400.000, cukup buat kebutuhan,” ungkapnya.
Meski hidup sederhana, Abu mengaku bersyukur karena usahanya masih bisa bertahan hingga kini. Ia berharap, jajanan telur congkel yang dijajakannya bisa tetap digemari oleh anak-anak sekolah dan menjadi bagian dari kenangan masa kecil mereka.
“Semoga dengan kebaikan selama jualan ini, penjualan makin meningkat dan rezeki makin lancar,” pungkasnya dengan harapan.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS













