KPK Telusuri Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh, Sejumlah Pihak Sudah Dimintai Keterangan

  • Bagikan
Presiden RI Prabowo Subianto kembali menaiki kereta cepat Whoosh menuju Stasiun Halim, Jakarta, dari Stasiun Padalarang, Bandung Barat, Kamis (7/8/2025).SUARAINDO.ID/SK

Suaraindo.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengonfirmasi telah meminta keterangan sejumlah pihak dalam penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi pada proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh di lingkungan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengatakan pihaknya terus melakukan pendalaman dengan memanggil berbagai pihak yang dinilai mengetahui konstruksi perkara tersebut.

“Tentunya pihak-pihak yang diduga mengetahui konstruksi perkara ini,” ujar Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Ia menjelaskan, permintaan keterangan dilakukan untuk memperoleh informasi serta konfirmasi yang relevan guna mengungkap dugaan praktik korupsi dalam proyek transportasi berteknologi tinggi tersebut.

“Sejauh ini pihak-pihak yang sudah diundang dan dimintai keterangan bersikap kooperatif. Ini langkah positif dalam proses penyelidikan perkara ini,” tambahnya.

Meski begitu, KPK belum dapat membeberkan lebih lanjut mengenai materi penyelidikan maupun identitas pihak yang telah diperiksa.

“Kami belum bisa menyampaikan detailnya karena proses masih pada tahap penyelidikan. Namun kami pastikan, penyelidikan perkara KCIC ini terus berprogres,” tegas Budi.

Isu dugaan korupsi proyek Whoosh sebelumnya mencuat setelah mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkap adanya indikasi penggelembungan anggaran atau mark up biaya pembangunan proyek tersebut.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Mahfud MD Official pada 14 Oktober 2025, Mahfud menyebut terdapat perbedaan signifikan antara biaya pembangunan per kilometer proyek di Indonesia dan di China.

“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh mencapai 52 juta dolar AS. Namun di China sendiri hanya sekitar 17–18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat. Ini harus ditelusuri siapa yang menaikkan dan ke mana uangnya,” ungkap Mahfud.

Pernyataan tersebut kemudian direspons oleh KPK yang mengimbau Mahfud untuk membuat laporan resmi agar dapat ditindaklanjuti sesuai prosedur hukum. Mahfud pun menyatakan kesiapannya untuk memberikan keterangan jika diperlukan.

“Saya siap dipanggil KPK untuk menjelaskan apa yang saya ketahui,” ujar Mahfud dalam pernyataan pada 26 Oktober 2025.

KPK sendiri pada 27 Oktober 2025 memastikan bahwa dugaan korupsi dalam proyek Whoosh telah naik ke tahap penyelidikan sejak awal tahun 2025.

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh merupakan proyek strategis nasional yang digarap melalui kerja sama antara pemerintah Indonesia dan China dengan nilai investasi mencapai puluhan triliun rupiah. Proyek ini diharapkan menjadi simbol kemajuan transportasi modern Indonesia, namun kini tengah menjadi sorotan publik karena dugaan penyimpangan anggaran di dalamnya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  • Bagikan