![]() |
Istimewa |
Suaraindo-Seorang wanita warga kampung Teleng, Gaduik, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, bernama Ritha (40) harus memilih pekerjaan sebagai pemecah batu sungai untuk bertahan hidup dan mencari biaya pengobatan anak laki – lakinya nya yang mengalami penyakit radang selaput otak serta biaya sekolah anak perempuannya Yang saat ini duduk di kelas 5 sekolah dasar didaerah setempat.
![]() |
Istimewa |
Sesampai di sungai, ritha meletakkan seno di sebuah pondok Yang ia buat untuk berteduh di tepi sungai, dengan mencium kening seno ia memulai mengangkat seluruh peralatannya ke sungai dan memulai memecahkan batu – batu besar.
Dengan martil seberat 10 kilo gram serta bekerja di bawah panasnya matahari tidak manjadi halangan bagi wanita separuh baya ini.
Dari pekerjaan yang ia geluti selama 5 tahun ini, dalam 2 hari Rita mendapatkan uang sebesar 45 ribu rupiah dari hasil penjualan batu pecahanan. Selain ke toko bangunan pecahan batu ini juga di jual kepada masyarakat yang langsung datang ke tempat ia bekerja.
“Dalam 2 hari kerja atau bisa memenuhi mobil Colt Diesel dengan rasa syukur saya bisa mendapatkan uang sebesar Rp 45 Ribu Rupiah, Pelanggannya dari beberapa toko bangunan Yang sudah memesan atau warga Yang akan membangun rumah mendatangi saya” ujar ritha.
Sementara itu, saat ini Rita beserta 2 anaknya tidak memiliki jaminan kesehatan karena jaminan kesehatan yang ia dapatkan dari pemerintah memiliki data ganda yang tidak bisa ia gunakan ketika berobat atau membawa anaknya laki – lakinya berobat.
Tidak hanya itu anak perempuannya yang saat ini duduk di kelas 5 SD juga tidak mendapatkan bantuan pendidikan anak kurang mampu dari sekolah dan dinas pendidikan kota padang.
Wanita berbadan kecil itu hanya berharap dirinya terus bisa meraup rupiah dengan pekerjaan yang halal, agar beban biaya yang ia tanggung bisa terpenuhi.
“Saya sudah pasrah dengan kondisi tidak bisa menggunakan jaminan kesehatan karena disebut memiliki data ganda dan tidak bisa digunakan berobat ketika sakit dan membawa anak saya berobat,, yang perempuan juga tidak mendapatkan bantuan biaya pendidikan di sekolahnnya,, saya yakin tenaga saya bisa membiayakan hidup anak saya meski sudah tidak kuat lagi”tutup Ritha. (R)