Warga Lotim Manfaatkan Saluran Irigasi Untuk Budidaya Ikan Air Tawar

  • Bagikan

Suaraindo.id—- Berawal dari keperihatinan lingkungan yang kumuh, masyarakat Lingkungan Tengak Kelurahan Kelayu Utara Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur memanfaatkan saluran Irigasi utuk budidaya ikan air tawar.

Saluran irigasi sepanjang 500 meter tersebut, sebelumnya dijadikan tempat pembuangan sampah rumah tangga karena kesadaran masih minim. Bahkan kerap dilalui oleh sampah kiriman dari hulu.

Melihat kondisi tersebut, para pemuda setempat melakukan kreatifitas penanganan sampah dengan memanfaatkannya. Untuk menjaga sampah kiriman, masyarakat memasang  penyaring di hulu sebelum memasuki perkampungan.

Kepala Lingkungan Gubuk Tengak Kelayu Utara, Nasrullah mengatakan saluran irigasi ini dulunya dipenuhi berbagai jenis sampah rumah tangga. Bahkan sering mengakibatkan air irigasi meluap.

Melihat Potensi Sumber Daya Air yang tinggi sepanjang tahun, sekelompok Pemuda bersama Kepala Lingkungan setempat menyulapnya menjadi kolam yang dipenuhi berbagai jenis ikan.

Sejak enam bulan terakhir, saluran irigasi mulai dimanfaatkan oleh masyarakat dengan budidaya ikan air tawar. Sementara irigasi sepanjang 50 meter, dari total 500 meter dijadikan kolam ikan untuk umum.

Jenis ikan yang dilepas yakni Karper, Koi, Nila dan jenis lainnya, dengan total ikan sebanyak 25 ribu benih. Pengelolaan ikan pada saluran irigasi ini menjadi dua bagian. Sebagian melakukan budidaya secara pribadi dengan menggunakan keramba. Sementara untuk pemuda, ikan ikan tersebut dilepas bebas pada irigasi sepanjang 50 meter yang sudah dipersiapkan.

Kedua ujung salurannya, dipasang jaring. Dengan kesadaran yang sudah dibangun, masyarakat dengan sendiri mengangkut sampah ke tempat yang sudah disiapkan.

Bahkan pemanfaatan irigasi tersebut, sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat, khususnya di sektor ekonomi. Selama pandemi covid-19, masyarakat lingkungan setempat mengaku merasa terbantu perekonomiannya. Karena ikan ikan tersebut, bisa dijual dan menjadi penghasilan bagi masyarakat. Untuk harga, warga setempat mematok harga sebesar Rp25 ribu per kilogramnya. Sementara khusus jenis Koi, dipatok Rp150 ribu per ekor, bahkan bisa lebih mahal karena disesuaikan dengan motif dari ikan Koi itu sendiri.

Masyarakat memgaku, tidak khawatir dengan penjualan. Karena pembeli datang sendiri, bahkan tidak mempu memenuhi kebutuhan pembeli karena jumlah ikan terbatas.

Selain mengubah irigasi menjadi kolam ikan, dengan tidak memgubah fungsinya karena air tetap mengalir sesuai pemanfaatan utamanya bagi pertanian di hilir, masyarakat setempat juga mengubah lingkungan menjadi bersih.

Berbagai pesan moral disajikan ditembok tembok rumah warga, terutama pesan agar tidak membuang sampah sembarangan.

  • Bagikan