RSUD Raden Soejono Lotim Sediakan Tambahan Tempat Tidur Pasien Covid-19

  • Bagikan

SuaraIndo.id—- Rumah Dskit Umum Daerah Raden Soejono Selong Kabupaten Lombok Timur menyediakan tambahan ranjang tempat tidur sebanyak 15 unit bagi pasien covid-19.

Saat ini pihak rumah sakit menyediakan 145 tempat tidur, dan telah terisi sebanyak 75 ditempati oleh oleh pasien Covid-19.

Plt Direktur RSUD Rade  Soejono Selong Lombok Timur Tantowi Jauhari mengatakan dengan jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan positif, per tanggal 11 Agustus 2021 sebanyak 113 orang.

Dengan jumlah tersebut, fasilitas tempat tidur rumah sakit masih mencukupi. Bahkan, untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien lebih banyak, pihak Rumah Sakit menambah ruangan Isolasi perawatan pasien Covid-19.

Jauhari mengatakan, pada saat kenaikan kasus hingga 50 persen, maka harus segera melakukan langkah, agar selalu tersedia tempat perawatan jika pasien covid-19 terus berdatangan.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni, menambah strategi konversi ruangan. Yakni, mengubah ruangan perawatan regular menjadi ruangan isolasi perawatan covid-19. Penambahan tersebut sebanyak 15 tempat tidur dalam satu ruangan.

Dengan demikian, ruang tempat tidur pasien covid-19 bertambah menjadi 145 unit yang sebelumnya sebanyak 130 unit.

Sementara yang masih dirawat di RSUD Raden Soejono Selong sebanyak 75 orang, sisanya mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Lombok Timur di Labuhan Haji. “Semua yang dirawat di RDUD Raden Soejono, memiliki gejala bawaan,”pubhkas Tantowi Jauhari, Rabu 11 Agustus 2021.

Perawatan masing masing pasien Covid-19, dilakukan berdasarkan tingkat kasus yang dialami pasien. Kalau masuk kategori pasien intensif care, disediakan ruangan khusus satu orang dengan satu alat bantu nafas.

Sementara pasien yang masih menunggu hasil swab atau VCR, tidak digabung dengan pasien yang sudah dinyatakan positif. Namun tetap mendapatkan perawatan secara oftimal.

Jauhari mengatakan, rata rata pasien covid-19 yang masuk ke RSUD Raden Soejono Selong Lombok Timur, memiliki gejala berat karena menerima rujukan dari Puskesmas.

“Karena rumah sakit rujukan, kita memperioritaskan gejala berat,” kata Jauhari.

Penulis: NanangEditor: Redaksi
  • Bagikan