Suaraindo.id—Banjir yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah, dalam beberapa minggu terakhir ini yang salah satunya karena faktor alam curah hujan yang cukup tinggi terutama di beberapa daerah di Kalteng baik dikabupetan dan kota yang terkena dampak langsung seperti Kabupaten Katingan,Kabupaten Pulang Pisau dan terutama di sebagian wilayah ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, Kota Palangka Raya
Salah satu faktor alam penyebab banjir tersebut berupa curah hujan yang sangat tinggi yang terjadi dan bertahan selama beberapa hari, dengan intensitas hujan yang bervariasi, ringan,sedang dan sangat lebat yang mampu memberikan efek besar sekaligus dampak besar dengan naiknya debit air secara drastis dalam hitungan jam, kemudian mengalir deras dan meluap ke daerah yang lebih rendah mengakibatkan banjir lokal dan kiriman.
Kejadian alam hujan lebat selama berjam-jam tersebut terkadang bisa terjadi di saat memasuki musim penghujan tiba dan pancaroba pergantian musim, sesuai iklim tropis yang kita miliki yakni musim hujan dan kemarau,dimana wilayah Kalimantan juga masuk kedalam daerah hutan hujan tropis dimana curah hujan termasuk tinggi.
Menghadapi kejadian banjir di wilayah perkotaan tersebut ketua DPRD kota Palangka Raya Sigit K Yunianto, turut memberikan responnya secara arif dan bijaksana.
” Untuk sekarang ini kita perlu berpikir bagaimana mengantisipasi agar banjir tersebut tidak terjadi lagi itu saja dan mencari solusinya, karna kita tidak mungkin mencari kesalahan di masa lalu terutama banjir yang ada di kota Palangka Raya,” ucapnya, Selasa Siang (16/11/2021), saat diwawancarai awak media di ruang lobby DPRD kota Palangka Raya.
Ia mencontohkan seperti banjir di sebangau itu terjadi apabila sungai Kahayan meluap,lalu bagaimana solusinya agar air tersebut tidak meluap, jadi perlu pemikiran dan kordinasi bersama dengan pihak terkait agar dicari solusinya untuk mengantisipasi banjir tersebut.
” Sebagai contoh di ruas jalan cempaka koq bisa terjadi banjir, dan masuk air sampai kedalam rumah penduduk, lalu bagaimana dengan saluran irigasinya ? apakah ada pembersihan gorong-gorong secara berkala, kalau tidak ada ya, dibikin dong (program pembersihan rutin ) sekalipun ada tim tapi tetap banjir kemungkinan tim tersebut tidak jalan,” tuturnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, Sekarang dengan kondisi demikian masyarakat yang terdampak banjir, sebagian dari mereka tidak bisa beraktifitas, lalu apa langkah dari pemerintah daerah ? ya segera memikirkan warganya dengan segera lakukan penanggulangan yang berkaitan dengan banjir, dirikan Posko dapur umum, Posko Kesehatan dan Posko evakuasi, ia juga berharap agar adanya koordinasi dengan pusat dan pemerintah provinsi karena kalau mengandalkan keuangan kota sendiri tidak akan mampu juga.
” Lebih baik ada kordinasi dengan Provinsi, dan nasional bagaimana mencari setidaknya ada tidak program untuk menangani masalah bencana ? contoh banjir ada tidak peluang untuk menyelesaikan bersama provinsi dan pusat, misalkan kekurangan peralatan tenda dan lain-lain bisa koordinasikan dengan TNI/Polri,atau meminjam sementara gedung pemerintah yang nganggur buat menampung warga yang kebanjiran ” pungkasnya.