Suaraindo.id—- Kemajuan tekhnologi masa kini, mengakibatkan banyak perubahan besar dunia digitalisasi yang banyak mengubah perilaku masyarakat secara formal dan non formal diberbagai sektor.
Adanya perubahan gelombang teknologi digital, yang melanda berbagai jenis program pada sektor perdagangan/ perbankan hingga didunia pendidikan.
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatikan Kementerian Komunikasi dan Informatikan Republik Indnesia Ismail menjelas, teknologi digital ini juga disebut dengan distruftif.
Hal tersebut disampaikan Ismali, saat menyampaikan orasi ilmiah akselerasi literasi digitalisasi melalui konteks belajar merdeka, kampus merdeka menuju Indonesia Tangguh dan Indonesia Umbuh pada kegiatan wisuda di Universitas Hamzanwadi NWDI Pancor Lombok Timur.
Menurut Ismail, digital distrutif ini merupakan teknologi yang mengacaukan. Hadirnya teknologi informasi ini juga banyak memberikan manfaat, namun juga bisa memberikan dampak negatif.
Dampak ynegatif yang ditimbulkan oleh digital distruftif yakni tatanan atau hubungan antar banyak pihak. Terutama dibidang perdagangan, yang bisa mengubah prilaku produsen dengan konsumen.
Ismail mencontohkannya, sebelum hadirnya teknologi, konsumen secara langsung bertatap muka melakukan transaksi. Namun saat ini, hadirnya teknologi banyak memermudah elemen masyarakat. Sehingga hadirnya teknologi terkacaukan hubungan kedua pihak ini.
Selain dibidang ini, juga mengubah pola dibidang transportasi yang dengan mudah dilakukan melalui banyak aplikasi aplikasi transportasi digital yang dimanfaatkan oleh perusahaan jasa.
Begitu juga disektor keuangan, terjadi proses untuk penyaluran transkasi perbankan, baik kredit maupun pinjaman.
Sementara dibidang pendidikan, disebutkan dunia pendidikan sekarang mengalami konstraksi. Berubah dari tatanan yang modelnya berlandaskan syarat syarat formal. Karena dari dulu, pendidkan berangkat dari ijazah yang didapatkan untuk membuktikan kelulusan seseorang dalam sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi. Tapi saat ini, banyak perusahaan multinasionalis yang mengedepankan kompetensi bidang yang dimiliki.
Ismail menambahkan, kedepannya akan ada gelombang perubahan dari tenaga kerja. Karena dari data riset yang dilakukan, diperkirakan 60 persen jenis pekerjaan di dunia ini akan tergantikan dengan model otomasi atau robotik. Namun hal ini bukan berarti menimbulkan gelombang pengangguran, namun lebih mengarah ke kompetensi.
Dengan perubahan tersebut mengakibatkan tuntutan kompetensi sesuai bidang masing-masing.
Lebih lanjut Ismali mengatakan, pengangguran teradi jika kompetensi tidak dipersiapkan dari sekarang. Saat ini tantangannya sangat luar biasa akibat perubahan teknologi digital. Namun dibaleknya banyak membuka peluang bagi yang memiliki dan membangun kompetensi sejak awal atau sejak masa mengeyam pendidikan.