SuaraIndo.id—- Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat, menutup tiga destinasi waterfall atau air terjun di kawasan TNGR atau non pedakian, guna mengantisipasi adanya air bah pegunungan yang bisa membahayakan wisatawan.
Penutupan destinasi ini dilakukan sejak 29 nopember 2021 hingga adanya penetapan cuaca kondisi baik dari Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG).
Kepala Balai TNGR NTB Dedy Asriady menyebutkan, seiring itensitas air hujan tinggi, mengakibatkan volume aliran sungai pada obyek wisata air terjun meningkat. Hal ini dinilai sangat membahayakan, sehingga TNGR mengeluarkan kebijakan dengan menutup destinasi-destinasi air terjun yang masuk dalam kawasan TNGR.
Pada musim penghujan, air bah pegunungan sangat tinggi, sehingga sering mengakibatkan banjir hingga ke hilir. Bataran sungai air terjun ini, sebagian langsung bersumber dari Rinjani hingga haluan sungai yang berdekatan dengan pemukiman.
Tiga destinasi air terjun yang ditutup tersebut yakni, air terjun Jeruk Manis Kecamatan Sikur, Mayung Polak dan Mangku Sakti Kecamatan Sembalun. “Tiga air terjun ini memiliki haluan langsung air pegunungan,” ujar Dedy pada wartawan.
Memiliki haluan sungai yang sempit, seperti air terjun jeruk manis, sehingga sangat sulit menyelamatkan diri jika terjadi banjir secara tiba tiba. Begitu juga pada air terjun Mayung Polak dan Mangku Sakti, memiliki halun sungai sangat panjang dari titik air terjun dengan titik aman.
Untuk menghindari adanya wisatawan mengalami bencana banjir saat berwisata, sehingga diperlukan penutupan dan pengawasan oleh petugas TNGR.
Dedy menambahkan, pada minggu terakhir curah hujan tinggi, mengakibatkan air pegunungan juga mengalami peningkatan yang bisa mengakibatkan banjir pada hulu hingga hilir sungai.