SUARAINDO.ID —– Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari PDIP, Ganjar Pranowo mengingatkan, agar semua pihak memberikan perhatian serius terhadap kasus mental helath, terutama terhadap masalah kesehatan mental pada generasi muda Indonesia.
“Kasus mental Helath perlu menjadi prioritas nasional,” pungkasnya belum lama ini.
Menurut Ganjar, dengan berkolaborasi dam bersama-sama menangani masalah kesehatan mental yang prevalensinya semakin tinggi di antara generasi muda, diyakini bisa ditangani dengan baik.
“ini penting dilakukan, karena masa depan Bangsa Indonesia ada di tangan generasi muda. Di satu sisi, kita sedang mengalami bonus demografi yang kuncinya ada pada generasi muda,” ujar Ganjar dikutip disejumlah sumber, yang diadakan di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dari data yang ada, sekitar 2,45 juta lainnya bahkan sudah mengalami gangguan mental dan harus menjalani perawatan. Proporsi itu cukup mengkhawatirkan mengingat hampir 20 persen dari total penduduk Indonesia berada dalam rentang usia 10–19 tahun.
Beberapa Jenis gangguan kesehatan mental yang dialami remaja seperti gangguan cemas (fobia sosial), gangguan depresi mayor, gangguan perilaku, gangguan stres pascatrauma (PTSD), hingga gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
’’Ini persoalan serius. Saya ketemu dengan anak-anak yang punya pengalaman soal ini. Mereka cerita, banyak yang sampai bunuh diri, memakai narkoba, dan lainnya,” ucapnya.
Ganjar menambahkan, kedepan pemerintah harus berkomitmen membangun pos pelayanan konseling tentang kesehatan mental di banyak tempat. Seperti, Puskesmas, di kampus, dan rumah sakit.
Sementara itu, Dosen Psikologi Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram, Ni Luh Drajati Ekaningtyas, M.Psi., mengatakan, fase penyembuhan akibat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu, bahwa tren ODGJ akan terus meningkat.
Ni Luh Eka menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian, tren ODGJ terus meningkat didasari oleh gejala depresi dan kecemasan. Sementara menurut laporan World Health Organization (WHO), gejala depresi dan kecemasan masuk ke dalam kategori gangguan mental umum.
Hasil Survei kesehatan mental rumah tangga menemukan menemukan 185 kasus dari 1.000 penduduk dewasa, menunjukkan adanya gejala gangguan kejiwaan.
Lebih lanjut Ne Luh menyampaikan, Penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) tahun 2021 tinggi. Sedamgkan 2022 lalu diprediksi meningkat hingga akhir tahun 2023 ini.