Tiga Komoditi Utama jadi Penyebab Inflasi di Kalimantan Barat

  • Bagikan
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Mohammad Bari didampingi Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial dan Sumber Daya Manusia, Drs. Alexander Rombonang juga turut menghadiri Rapat Tinjauan Inflasi dan Indeks Perkembangan Harga Minggu ke-2 Januari 2024 secara virtual di Data Analytic Room Kantor Gubernur Kalimantan Barat. SUARAINDO.ID/HO-adpim

Suaraindo.id – Tiga komoditi utama menjadi penyebab inflasi di Kalimantan Barat. Hal itu terungkap saat Rapat Tinjauan Inflasi dan Indeks Perkembangan Harga Minggu ke-2 Januari 2024 dipimpin Irjen Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri), Komjen. Pol. Tomsi Tohir Balaw secara zoom meeting, Senin (15/1/2024).

Bertempat di Kantor Bupati Kayong Utara, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson dengan didampingi Pj. Bupati Kayong Utara, Romi Wijaya beserta beberapa Kepala Perangkat Daerah Kalbar terkait dan Pimpinan Lembaga Keuangan.

Sementara itu, ditempat yang berbeda Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Mohammad Bari didampingi Staf Ahli Gubernur Bidang Sosial dan Sumber Daya Manusia, Drs. Alexander Rombonang juga turut menghadiri Rapat Tinjauan Inflasi dan Indeks Perkembangan Harga Minggu ke-2 Januari 2024 secara virtual di Data Analytic Room Kantor Gubernur Kalimantan Barat.

Dalam kesempatan tersebut Irjen Tomsi Tohir Balaw menyampaikan setiap Senin akan terus melaksanakan rapat Koordinasi, sebagai evaluasi dari langkah – langkah yang telah dilaksanakan dalam pengendalian Inflasi di berbagai level.

Disampaikannya, Minggu ini kenaikan harga bawang putih menjadi 326 di Kota dan Kabupaten, berarti semakin besar, kemudian daging ayam ras menjadi 212 di Kota dan Kabupaten kemudian telur ayam juga masih tinggi.

“Tiga hal yang kenaikan dalam Minggu ke pertama dan kedua kita masih belum bisa mengatasi, kalau yang lain jumlah Kabupaten/Kota hanya seratusan Kabupaten/Kota di daerah. Oleh sebab itu kita fokus pada 3 hal bahan pokok penting ini,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik Windhiarso Putranto menyampaikan dalam paparannya, inflasi bulan Januari selalu dominan disebabkan oleh inflasi komponen harga bergejolak.

“Secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH turun sebesar 9 persen poin. Wilayah dengan persentase penurunan terbesar secara berturut-turut adalah Pulau Jawa (16,85 persen poin), Pulau Sumatera (-13.08 persen poin), dan Luar Pulau Jawa dan Sumatera (-4,48 persen poin),” jelasnya.

Ia menyebut, komoditas cabai rawit masih mengalami fluktuasi harga yang cukup signifikan hingga minggu kedua Januari ini. “Fluktuasi harga komoditas tersebut terjadi di 156 kabupaten/kota seluruh Indonesia,” pungkasnya.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  • Bagikan