Suaraindo.id – Memasuki setiap pergantian musim, khususnnya dari musim hujan ke arah musim kemarau atau sering disebut musim pancaroba, iklim dan suhu akan mengalami perubahan drastis, khususnnya suhu menjadi lebih ekstrim dan kering.
Hal ini mengakibatkan lahan dan hutan juga turut mengalami kekeringan yang artinya lahan dan hutan mudah terbakar. Dan hal ini bila ada pemicunya seperti sumber api, akan menyulut kebakaran hutan dan lahan yang luas.
Dikutip dari pernyataan kepala Badan penanggulangan bencana dan pemadam kebakaran ( BPBPK) Provinsi ( laman, MMCKalteng ) Ahmad Toyib, mengatakan berdasarkan prediksi dari pihak BMKG bahwa kemarau akan jatuh pada dasarian II pada bulan Juli 2024, atau di mulai pada tanggal 11 Juli 2014, selama 9 dasarian, 90 hari kalender.
Hal tersebut ia sampaikan saat memimpin apel siaga aktivasi posko dan pos lapangan satgas pengendalian Karhutla provinsi Kalteng tahun 2024 di halaman Pusdalops jalan cilik Riwut km 2,5, pada Kamis ( 11/07/2024 ) yang lalu.
Sehubungan dengan hal tersebut Kota Palangka Raya kemungkinan sudah mengalami perubahan cuaca, dari yang sebelumnya musim hujan, beralih proses ke musim kemarau, meski saat ini Kota Palangka sendiri masih terjadi hujan namun intensitas hujan mulai berkurang, bahkan curah hujan bisa dikatakan mulai ringan dan suhu cuaca sudah terasa kering dan dingin.
Menanggapi kondisi tersebut salah satu anggota DPRD kota Palangka Raya dari Komisi B, Anna Agustina Elsye saat ditemui di gedung DPRD Kota Palangka jalan Ir Soekarno, lingkar dalam.
Ia memberikan komentar dan himbauan kepada masyarakat dan pemerintah untuk saling bersinergi menjaga kondisi alam di sekitar Kota Palangka Raya agar tetap aman dan terkendali dari bahaya Karhutla.
“Kita mengetahui musim kemarau ini selalu terjadi setiap tahunnya. Banyak hal yang bisa Kita lakukan sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi kemarau yang mungkin terjadi pada bulan Juli sampai Agustus ” ucapnya, Senin (15/07/2024) pagi.
Semua pihak lanjutnya, harus bersinergi dalam melakukan langkah antisipasi dari dampak dan ancaman yang ditimbulkan dari Karhutla.
“Kita tahu bila kebakaran terjadi akan besar dampaknya bagi kita semua dan masyarakat, muncul udara tidak sehat, penyakit ISPA, bahkan kerugian besar bila itu terjadi di area pemukiman penduduk dan hal tersebut jangan sampai terjadi” ujarnya.
Pemerintah Kota Palangka Raya dalam hal ini DPRD Kota Palangka Raya memiliki fungsi pengawasan,akan selalu mengingatkan baik pemerintah Kota Palangka Raya, bersama instansi terkait yang menangani karhutla akibat musim kemarau yang panjang, damkar, Dinas Lingkungan Hidup dan BPBD Kota harus bersinergi melalui program antisipasi dampak dan ancaman karhutla di sekitar kota Palangka Raya.
Legislator wanita dari Hanura tersebut yang juga cukup familiar dan ramah dengan awak media itu juga menyampaikan bahwa pihaknya ( DPRD) akan selalu memberikan menghimbau kepada masyarakat luas untuk tidak melakukan pembersihan lahan dan hutan dengan cara membakar.
“Pengendalian ini diperlukan kerjasama yang baik untuk melakukan sosialisasi dan himbauan baik melalui, RT/RW, Kelurahan, camat selaku pemegang wilayah, tokoh masyarakat agar tidak melakukan pembersihan lahan dan hutan dengan cara membakar,” pungkasnya.
Sebelum mengakhiri harapan dan pesannya ia mengatakan, saat ini menurutnya Pemerintah Kota Palangka Raya, DPRD Kota Palangka, Dinas terkait, TNI/POLRI, masyarakat, pihak damkar, swasta, BPBD dan tokoh masyarakat, sudah terjalin Sinergitas yang cukup baik. Ini ditandai dengan berkurangnya pembersihan lahan dengan cara membakar terlebih saat musim kemarau, berkurangnya area karhutla disekitar kota Palangka Raya, udara tetap bersih dan titik api pun dari tahun-ketahun mulai berkurang sedikit demi sedikit.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS