Suaraindo.id – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat (BKSDA Kalbar) menyelenggarakan kegiatan bertajuk “NgoSan” (Ngobrol Santai) di salah satu hotel di Kota Pontianak pada Selasa (29/10/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi multipihak dalam melindungi satwa liar dan mengendalikan peredaran ilegal, khususnya melalui jasa ekspedisi dan komunitas penggiat burung kicau di Kalimantan Barat.
Kepala BKSDA Kalbar, RM Wiwied Widodo, mengharapkan bahwa NgoSan akan menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pelestarian satwa liar. “Kita ingin mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran dan menjaga konservasi satwa liar. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas adalah langkah penting dalam upaya preventif dan represif untuk melindungi keanekaragaman hayati di Kalimantan Barat,” ujarnya.
Pertemuan ini juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap ketentuan internasional, seperti Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) dan daftar merah spesies yang terancam punah dari IUCN. “Indonesia sebagai negara penandatangan Konvensi CITES memiliki tanggung jawab besar dalam melestarikan spesies tersebut,” tegas Wiwied.
Kegiatan NgoSan dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai instansi, lembaga swasta, akademisi, pemuka agama, pemilik toko burung, dan komunitas kicau mania Kalbar. Diskusi mencakup berbagai aspek, termasuk izin berusaha di bidang kehutanan serta pentingnya hidup berdampingan secara harmonis dengan alam.
Dalam sesi diskusi, Dr. Fachruddin M Mangunjaya, Ketua Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional, menggarisbawahi dampak negatif dari perdagangan ilegal satwa liar terhadap lingkungan. Ia menekankan pentingnya etika dalam pemeliharaan satwa, seperti memberikan makanan yang layak, menjaga hewan dari bahaya, dan memperlakukan hewan dengan penuh belas kasih. “Kita perlu menegakkan nilai-nilai etika dan tradisi yang esensial untuk mengarahkan perubahan perilaku kita, agar senantiasa menjaga dan memelihara makhluk hidup sesuai ajaran etika Islam,” ungkap Fachruddin.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam melindungi keanekaragaman hayati di Kalimantan Barat. Diharapkan langkah kolaboratif yang dihasilkan dari NgoSan ini dapat memberikan dampak signifikan dalam upaya melindungi satwa liar dari ancaman kepunahan.