Suaraindo.id – Dinas Perikanan Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, terus berupaya mendorong peningkatan produksi budidaya perikanan air tawar sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi inklusif. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, khususnya ketersediaan air berkualitas tinggi dari kawasan hutan, wilayah ini memiliki peluang besar untuk pengembangan sektor perikanan.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Bengkayang, Erlianus, menyatakan bahwa selain potensi alam, Kabupaten Bengkayang juga memiliki sumber daya manusia yang siap berperan sebagai pelaku usaha perikanan. “Selain potensi sumber daya alam, ketersediaan sumber daya manusia sebagai pelaku usaha perikanan juga tersedia,” ujarnya dalam wawancara yang dilansir dari ANTARA, Senin (21/10/2024).
Erlianus menambahkan bahwa untuk menjaga ketersediaan sumber air, penting untuk melestarikan kawasan hutan melalui penetapan status hutan sebagai taman nasional, cagar alam, hutan lindung, atau hutan adat. Dengan demikian, sumber daya alam bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan ekonomi masyarakat.
Di Kabupaten Bengkayang, sebanyak 4,74 persen angkatan kerja, atau sekitar 1.911 orang, terlibat dalam sektor perikanan. Namun, budidaya perikanan belum menjadi sumber utama pendapatan rumah tangga, melainkan hanya usaha sampingan. Dari 838 pembudidaya, tidak semuanya aktif, dan kinerja produksi dalam tiga tahun terakhir masih jauh di bawah target. Pada 2021, realisasi produksi hanya 595,51 ton dari target 3.844 ton, sementara pada 2023, produksi mencapai 544,24 ton dari target 4.078 ton.
Erlianus menegaskan bahwa potensi sumber air dari hutan Bengkayang belum dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan budidaya perikanan. Pemerintah telah berupaya meningkatkan produksi dengan pembangunan kolam rakyat, Balai Benih Ikan (BBI), penyediaan kolam bioflok, hingga bantuan bibit dan pakan ikan. Namun, upaya ini belum sepenuhnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun investasi di sektor perikanan.
Ia menyoroti perlunya pembentukan zona budidaya perikanan kolaboratif sebagai solusi jangka panjang. “Zona perikanan budidaya kolaboratif ini diharapkan akan menjadi penggerak bagi berkembangnya ekonomi masyarakat, tidak hanya di sektor perikanan, tetapi juga di sektor pariwisata, pertanian, lingkungan hidup, dan UMKM,” ujarnya.
Erlianus menekankan bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi berbasis perikanan ini sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat lokal dan pemangku kepentingan. Penerapan zona perikanan kolaboratif menjadi langkah penting untuk mencapai tujuan jangka panjang, di mana sektor perikanan dapat berkontribusi secara signifikan dalam mendukung kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS