Suaraindo.id – Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, menegaskan peran strategis perempuan dalam menghadapi krisis ekonomi, khususnya dalam menjaga stabilitas dan ketahanan keluarga. Pernyataan ini disampaikan saat ia meresmikan Seminar dan Rapat Kerja Wilayah I DPW Aliansi Perempuan Peduli Indonesia (ALPPIND) di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Sabtu (2/11/2024).
Keluarga sebagai Pondasi Utama Negara
Harisson menyatakan bahwa keluarga merupakan fondasi utama sebuah negara, dan kekuatannya sangat menentukan ketahanan bangsa. “Perempuan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menyelesaikan krisis ekonomi, terutama di lingkungan keluarga,” ungkapnya. Ia menyoroti pentingnya peran keluarga dalam menjawab berbagai tantangan sosial, mulai dari merosotnya nilai-nilai budaya hingga ancaman ekonomi yang makin nyata di era digitalisasi.
“Berbagai tantangan sosial seperti kerentanan ekonomi dan derasnya arus digitalisasi perlu dijawab dengan memperkuat fungsi keluarga,” jelas Harisson. Menurutnya, hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, yang mengamanatkan keluarga sebagai unit sosial yang tangguh dan adaptif.
Selamat dan Harapan untuk Pengurus ALPPIND
Mewakili Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Harisson mengucapkan selamat kepada para pengurus ALPPIND yang baru dilantik. Ia berharap para pengurus dapat menjalankan amanah dengan semangat kebersamaan dan inovasi, serta mendorong organisasi menjadi lebih relevan dalam mendukung pemberdayaan perempuan.
“Aliansi Perempuan Peduli Indonesia diharapkan dapat bekerjasama dengan organisasi perempuan lainnya di bawah Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Kalimantan Barat, untuk bersama-sama mencari solusi atas berbagai permasalahan bangsa,” lanjutnya. Harisson menekankan bahwa fokus utama harus berada pada penguatan akhlak dan etika yang dapat memperkokoh ketahanan keluarga.
Menuju Indonesia 2045: Sumber Daya Manusia Berdaya Saing
Dalam pidatonya, Harisson juga berbicara tentang visi Indonesia menuju tahun 2045, di mana Indonesia diproyeksikan akan menjadi salah satu dari empat negara dengan perekonomian terbesar di dunia, setelah China, India, dan Amerika Serikat. “Untuk mencapai posisi tersebut, Indonesia harus memanfaatkan keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak, wilayah yang luas, dan kekayaan Sumber Daya Alam,” tegasnya.
Namun, Harisson mengingatkan bahwa SDM Indonesia harus benar-benar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki kompetensi yang mumpuni. “Syarat menjadi negara maju adalah SDM yang unggul dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya.
Seminar dan Rapat Kerja Wilayah I DPW ALPPIND ini diharapkan menjadi titik tolak bagi sinergi yang kuat dalam mendukung program-program pemberdayaan perempuan dan memperkokoh ketahanan keluarga demi masa depan bangsa yang lebih baik.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS