Naga Liong, Tradisi Sakral yang Tak Terpisahkan dari Perayaan Cap Go Meh

  • Bagikan
Naga Liong yang dianggap sakral oleh Masyarakat Tionghoa untuk mengusir roh jahat. SUARAINDO.ID/SK

Suaraindo.id – Perayaan Cap Go Meh selalu identik dengan atraksi naga liong yang memiliki makna sakral dalam tradisi Tionghoa. Naga ini dipercaya sebagai titisan dewa langit yang turun ke bumi untuk memberikan keberkahan serta mengusir roh-roh jahat.

Hal ini disampaikan oleh Feri, pendiri grup Naga Sinar Berkah yang akan tampil dalam perayaan Cap Go Meh di Pontianak. Ia menjelaskan bahwa naga liong bukan sekadar kesenian perayaan Imlek, tetapi juga sebuah tradisi yang memiliki nilai spiritual.

“Kalau naga liong ini, bukan hanya kesenian, sudah kami anggap sakral. Naga ini merupakan titisan dewa langit untuk turun ke dunia,” ujar Feri pada Selasa (28/1/2025).

Menurut Feri, naga liong memiliki peran penting dalam membersihkan lingkungan dari roh-roh jahat dan menolak hal-hal negatif yang dapat mengganggu umat manusia. “Jadi sebenarnya naga ini adalah peliharaan dewa-dewa dan kami yakini itu sakral,” jelasnya.

Grup Naga Sinar Berkah telah berdiri sejak tahun 2015. Awalnya, mereka hanya menampilkan kesenian barongsai, hingga akhirnya pada tahun 2020 mulai menampilkan naga liong dalam pertunjukan mereka.

Feri menjelaskan bahwa tidak ada syarat khusus untuk menjadi pemain naga liong, hanya diperlukan keinginan serta komitmen untuk berlatih dan tampil saat perayaan Cap Go Meh. “Intinya punya keinginan untuk memainkannya,” tuturnya.

Para pemain dalam grup ini tampil secara sukarela tanpa mendapatkan bayaran. Mereka bermain selama empat hari penuh dalam perayaan Cap Go Meh. Untuk memainkan naga besar dibutuhkan sekitar 170 orang, sementara naga kecil memerlukan sekitar 70 orang pemain.

Dalam pementasan naga liong, terdapat beberapa peran penting seperti pemain musik, pembawa kepala, pembawa ruas, pembawa ekor, pembawa bendera ikan, serta pembawa bola naga. Kekompakan antar pemain menjadi tantangan utama dalam memainkan naga.

“Kesulitannya sebenarnya sama untuk semua personil. Kuncinya tergantung bola naganya atau Liong Chu. Kalau bola naga geraknya tidak sesuai dengan kepala naga, iramanya jadi berbeda,” terang Feri.

Selama hampir 11 tahun berkecimpung dalam kesenian naga, Feri dan timnya telah melalui berbagai pengalaman, baik suka maupun duka. Salah satu pengalaman menyedihkan bagi Feri terjadi pada perayaan Cap Go Meh tahun 2018, saat neneknya meninggal dunia. “Saat itu, tim kami juga mengalami perpecahan, banyak anggota yang pindah ke grup lain. Saya sempat kecewa, tetapi tetap melanjutkan perjuangan ini,” kenangnya.

Namun, perjuangannya membuahkan hasil. Grup Naga Sinar Berkah mendapatkan banyak kesempatan tampil di berbagai perayaan Cap Go Meh. Salah satu pengalaman terbaik mereka adalah saat menjadi satu-satunya grup naga dari Pontianak yang tampil di Cap Go Meh Kota Singkawang 2024.

“Kami membawa nama Pontianak Sinar Berkah dan berhasil memukau warga hingga menyebabkan kemacetan sepanjang 3 kilometer karena antusiasme penonton,” ujar Feri dengan bangga.

Perayaan Cap Go Meh 2025 di Pontianak diharapkan kembali meriah dengan penampilan atraktif dari grup Naga Sinar Berkah. Dengan semangat dan kekompakan, mereka siap mempertahankan tradisi sakral ini agar tetap lestari di tengah masyarakat.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  • Bagikan