SUARAINDO.ID —- Pemerintah tengah gencar membangun sinergi dengan berbagai lembaga untuk meningkatkan kualitas perpustakaan di Indonesia, termasuk si Kabupaten Lombok Timur.
Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah merancang kerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) terkait pemanfaatan Dana Desa untuk menunjang program perpustakaan. Dana Desa, yang telah terbukti mendukung berbagai program pembangunan desa, kini juga diarahkan untuk meningkatkan fasilitas dan koleksi buku perpustakaan, serta memberikan dukungan dalam pengembangan program pemberdayaan masyarakat.
Salah satu hal yang ditekankan dalam pertemuan antara Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dengan pihak terkait adalah pentingnya pemanfaatan Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri No. 63 Tahun 2022.
Peraturan ini menegaskan bahwa Dana BOS bisa digunakan untuk pengembangan perpustakaan sekolah, termasuk untuk pembelian buku teks, buku pendamping, dan bahan bacaan lainnya.
Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lombok Timur HM Supriyadi, S.Sos., M. pd menyatakan, dengan adanya peraturan tersebut, sekolah-sekolah, termasuk madrasah, dapat memanfaatkan Dana BOS untuk meningkatkan koleksi perpustakaan.
“Kami tidak ragu lagi bahwa Dana BOS dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan perpustakaan. Tahun 2025 ini juga diharapkan akan semakin memperkuat peran perpustakaan sebagai sarana peningkatan ilmu pengetahuan dan martabat bangsa,” ujarnya saat ditemui wartawan, Kamis 20 Pebruari 2025.
Selain itu, Perpusnas juga telah merancang MoU (Memorandum of Understanding) dengan daerah-daerah dan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKP SDM) untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang perpustakaan. Melalui kegiatan pelatihan dan diklat, diharapkan kompetensi pustakawan dan pengelola perpustakaan di daerah dapat ditingkatkan.
Tidak hanya itu, Perpusnas juga mengembangkan layanan perpustakaan keliling dengan mobil dan sepeda motor. Layanan ini akan menjangkau daerah-daerah terpencil dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses bahan bacaan.
“Kami juga menyediakan bahan bacaan lengkap bagi anak-anak, siswa, orang tua, dan masyarakat umum melalui mobil keliling dan sepeda motor yang dilengkapi dengan box penyimpanan buku,” tambah Supriyadi.
Lebih lanjut, pengadaan buku juga menjadi fokus utama untuk tahun 2025. Pemerintah mengajukan anggaran sebesar Rp400 juta untuk pengadaan sekitar 4.000 eksemplar buku, dengan harapan dapat memperkaya koleksi perpustakaan yang kini sudah memiliki lebih dari 5.200 buku.
Melalui upaya ini, diharapkan perpustakaan akan menjadi pusat informasi dan pembelajaran yang dapat diakses oleh masyarakat luas, tidak hanya untuk keperluan pendidikan formal, tetapi juga sebagai sarana pemberdayaan masyarakat melalui berbagai kegiatan non-formal yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.