Suaraindo.id – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengimbau sekolah-sekolah di seluruh Indonesia untuk melakukan penyaringan awal terhadap kegiatan pentas seni guna memastikan tidak ada unsur kekerasan dalam tema maupun adegan di dalamnya.
“Mengimbau kepada sekolah di seluruh Indonesia agar melakukan screening awal ketika akan melakukan pentas seni agar memastikan tidak ada unsur kekerasan dalam setiap adegan,” ujar Anggota KPAI Diyah Puspitarini saat dihubungi di Jakarta, melansir dari ANTARA, Jumat (28/2/2025).
Pernyataan ini disampaikan menyusul insiden tragis dalam pentas seni yang digelar di sebuah SMK di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Seorang siswa berinisial MDR (17) meninggal dunia setelah terlibat dalam adegan kekerasan dalam pertunjukan tersebut.
Diyah menekankan bahwa seleksi terhadap tema dan adegan dalam pentas seni sangat penting untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak. Ia juga mendorong sekolah untuk mengangkat tema yang lebih edukatif dan inspiratif dalam pentas seni mereka.
“Dengan mengangkat tema yang bersifat promotif seperti perdamaian dan kebudayaan jauh lebih diutamakan,” katanya.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Kamis (20/2) ketika MDR sedang memainkan perannya dalam pentas seni bertema kenakalan remaja. Dalam adegan tersebut, digunakan properti berupa gunting asli yang akhirnya mengakibatkan MDR kehilangan nyawa.
Pentas seni di SMK tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan yang menjadi bagian dari ujian praktik siswa kelas 12 sebagai salah satu syarat kelulusan. Namun, peristiwa ini menjadi peringatan bagi sekolah-sekolah untuk lebih cermat dalam menyusun konsep pertunjukan agar tidak membahayakan para siswa.
KPAI berharap agar pihak sekolah dan tenaga pendidik lebih aktif dalam mengawasi serta membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler maupun pentas seni agar tetap dalam koridor pendidikan yang aman dan bermanfaat.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS