SUARAINDO.ID —– Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, menegaskan komitmennya dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dengan mendorong kemitraan antara petani dan Bulog.
Hal ini disampaikannya dalam kegiatan sinergi bersama Kodam IX/Udayana yang digelar di Kecamatan Terara untuk mempercepat realisasi program ketahanan pangan di daerah.
”Menjadi mitra Bulog sekarang sangat mudah, dan ini patut disyukuri. Dengan begitu, harga gabah bisa dibeli sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP),” ujar Bupati Haerul, Kamis 1 Mei 2025.
Bupati juga menyoroti potensi produksi pertanian di Lombok Timur, yang bisa mencapai 7,2 ton per hektare.
Bahkan, dengan penerapan teknologi tinggi dan penggunaan benih unggul, seperti benih hibrida, hasil panen bisa tembus hingga 11 ton per hektare.
“Ini tentu membutuhkan dukungan penuh dari penyuluh pertanian, Babinsa, dan seluruh elemen masyarakat agar program pangan Indonesia bisa sukses. Ketahanan pangan kita harus menjadi kekuatan yang tidak diragukan lagi,” tambahnya.
Lombok Timur diketahui memiliki keunggulan dengan areal irigasi teknis yang memungkinkan tanam tiga kali setahun dan ribuan embung yang menopang ketersediaan air.
Meski begitu, tantangan masih ada, terutama di wilayah lahan kering.
Bupati juga menyoroti angka kemiskinan yang masih berada di kisaran 14 persen dan keterbatasan lahan pertanian dengan rata-rata kepemilikan hanya 10 are per orang.
Ditambah lagi, Lombok Timur merupakan daerah dengan jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) terbesar kedua secara nasional, meski kini mulai mengalami penurunan seiring perpindahan tujuan ke Kalimantan.
Sementara itu Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, menyatakan bahwa TNI, khususnya Kodam IX dan Korem 162/Wira Bhakti, siap mendukung program ketahanan pangan pemerintah daerah.
“Lombok Timur merupakan kabupaten terluas di Pulau Lombok dan sangat strategis sebagai penyangga pangan nasional,” ujarnya.
TNI akan mendukung penuh melalui Babinsa, termasuk dalam pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi seperti pupuk tembakau dan pupuk berbahan ammonium nitrat.
Pangdam juga menyebutkan bahwa Indonesia kini telah mandiri dalam produksi pupuk, dengan kapasitas mencapai 600 ribu ton per tahun.
Selain itu, Pangdam mendorong hilirisasi komoditas agar pengelolaan hasil pertanian dapat dilakukan secara mandiri di daerah.
Menhan juga disebut akan menyiapkan gudang darurat di berbagai wilayah, untuk memastikan gabah petani tidak rusak akibat hujan.
“Kita harus memakai barang lokal, membangun keharmonisan, dan bersama-sama menjaga keamanan agar generasi emas 2045 bisa terwujud,” tegas Mayjen Piek.