Festival Bakcang 2025 Meriahkan Pontianak, Simbol Toleransi dan Warisan Budaya Tionghoa

  • Bagikan
Keseruan Festival Bakcang 2025 di Sungai Kapuas pada Sabtu (31/5/2025). SUARAINDO.ID/SK

Suaraindo.id – Suara tawa, guyuran air, dan semangat kebersamaan menyatu dalam kemeriahan Festival Bakcang 2025 yang digelar di kawasan Alun-Alun Sungai Kapuas, Sabtu (31/5/2025). Festival budaya yang digagas oleh DPB Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kota Pontianak ini kembali menjadi magnet warga lintas suku dan budaya.

Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan, menyampaikan bahwa Festival Bakcang telah ditetapkan sebagai agenda tahunan sejak pertama kali digelar pada 2022. Tahun ini, festival tersebut resmi masuk dalam Calendar of Event 2025 Pemerintah Kota Pontianak, sebagai bentuk komitmen dalam menjaga dan memperkenalkan budaya masyarakat Tionghoa kepada khalayak luas.

“Festival Bakcang ini sudah ada sejak 2022 dan diselenggarakan oleh DPD MABT. Sekarang, kegiatan ini sudah masuk Kalender of Event 2025 agar tradisi ini dikenal tidak hanya oleh masyarakat Tionghoa, tapi seluruh masyarakat Kalbar,” ujar Bahasan di sela-sela kegiatan.

Salah satu daya tarik unik dari Festival Bakcang adalah tradisi menyiram air dari atas kapal, yang menjadi simbol pembersihan diri sekaligus sarana untuk mempererat hubungan sosial. Tahun ini, panitia menambah jumlah armada kapal karena tingginya antusiasme masyarakat.

“Tiga tahun lalu kami hanya punya satu kapal. Kini, antusias masyarakat yang luar biasa membuat kami harus menambah armada,” ungkap Ketua Panitia, Hendry Pangestu Lim.

Festival ini tidak hanya menjadi ruang pelestarian budaya, tetapi juga menjadi wadah pemersatu masyarakat dari berbagai latar belakang. Guyuran air yang menyegarkan serta gelak tawa yang menggema menciptakan suasana inklusif yang sarat nilai toleransi dan persaudaraan.

“Ini bukan hanya milik komunitas Tionghoa, tapi milik seluruh masyarakat Pontianak,” tambah Hendry.

Festival Bakcang tahun ini membuktikan bahwa pelestarian budaya tidak hanya soal menjaga tradisi, tapi juga mempererat keberagaman. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi masyarakat, acara ini diharapkan terus tumbuh menjadi simbol keharmonisan antarbudaya di Kalimantan Barat.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  • Bagikan