Kredit Perbankan NTT Tumbuh 1,80 Persen di Tengah Tantangan Likuiditas

  • Bagikan
Kepala OJK NTT, Japarmen Manalu, saat menyampaikan sambutan pada acara Media Gathering di Nekamese, (10/6/2025). (Foto: Mbuhang Nggiku)

Suaraindo.id — Kredit perbankan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat pertumbuhan tahunan (year-on-year/YoY) sebesar 1,80 persen pada Maret 2025, meskipun di tengah tekanan likuiditas yang masih berlangsung. Hal ini mencerminkan tetap terjaganya fungsi intermediasi lembaga perbankan di wilayah tersebut.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTT, Japarmen Manalu, menyampaikan hal ini dalam kegiatan Media Gathering Provinsi NTT Semester I Tahun 2025 yang digelar pada Rabu (10/6) di Nekamese, Kabupaten Kupang.

Ia menegaskan bahwa pertumbuhan ini menunjukkan komitmen perbankan dalam mendukung pemulihan ekonomi regional secara berkelanjutan.

“Pertumbuhan kredit terutama didorong oleh kinerja agresif Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam menyalurkan pembiayaan,” ujarnya.

Kegiatan Media Gathering ini menjadi wujud nyata komitmen OJK dalam memperkuat komunikasi dengan media massa dan meningkatkan literasi serta edukasi keuangan kepada masyarakat. Sebelumnya, OJK juga telah menggelar Journalist Class di Bali pada akhir Mei 2025, dengan mengundang perwakilan media dari Provinsi NTT.

Japarmen menekankan pentingnya peran media dalam mendukung tugas OJK, khususnya dalam aspek edukasi dan perlindungan konsumen. “Media memiliki peran strategis dalam menyebarkan informasi yang akurat terkait sektor jasa keuangan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan kepercayaan masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, OJK NTT terus menjalankan dua pendekatan dalam perlindungan konsumen, yaitu preventif dan penanganan. Pendekatan preventif dilakukan melalui edukasi keuangan, yang bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap produk dan layanan jasa keuangan serta mencegah masyarakat terjerat investasi ilegal, pinjaman daring ilegal, dan maraknya praktik judi online.

“Pendidikan keuangan ini penting agar masyarakat dapat membuat keputusan keuangan yang bijak serta memperkuat kepercayaan terhadap sektor jasa keuangan, yang merupakan pondasi penting bagi stabilitas ekonomi,” tambah Japarmen.

Dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan memperluas jangkauan edukasi keuangan, OJK juga aktif membangun kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Ia berharap media terus menjadi mitra strategis OJK dalam menyebarkan informasi yang edukatif dan konstruktif, baik melalui media cetak maupun online.

  • Bagikan