Samsul Padli: Evakuasi Juliana di Kedalaman 600 Meter Jadi Misi Terberat di Gunung Rinjani

  • Bagikan

SUARAINDO.ID —– Deretan misi penyelamatan di Gunung Rinjani telah dilalui oleh Tim Search and Rescue (SAR) Kabupaten Lombok Timur.

Namun bagi salah satu anggota unit SAR, Samsul Padli, evakuasi terhadap seorang pendaki asing asal Brazil Juliana menjadi pengalaman paling berat sepanjang kariernya.

“Selama saya bertugas, berbagai evakuasi sudah pernah saya jalani. Tapi evakuasi Juliana adalah yang paling menantang. Dia terjebak di lokasi dengan kedalaman sekitar 600 meter dari jalur utama,” ungkap Anggota unit SAR Kabupaten Lombok Timur Samsul Padli, saat ditemui di kantornya, Senin 30 juni 2025.

Proses evakuasi memakan waktu lima hari dengan medan ekstrem yang mengharuskan penggunaan tali dan teknik penyelamatan vertikal.

Medan yang curam, berpasir, serta cuaca yang tidak menentu menjadi kendala utama dalam proses evakuasi pendaki asal Brazil bernama Juliana yang mengalami insiden di kawasan Gunung Rinjani.

Juliana, dilaporkan mengalami kecelakaan saat mendaki gunung Rinjani melalui jalur Sembalun.

“Akses menuju titik korban sangat curam, ditambah kontur tanah berpasir yang licin. Ditambah lagi cuaca yang tidak menentu, kabut tebal dan hujan ringan sempat menghambat proses evakuasi di hari pertama,” jelasnya.

Upaya penyelamatan pendaki asal Brazil, Juliana, di Gunung Rinjani berlangsung dramatis dan penuh tantangan.

Pada hari pertama insiden, tim dari Unit SAR Kabupaten Lombok Timur langsung turun ke titik lokasi korban terjatuh.

Namun, korban tidak ditemukan karena mengalami pergeseran posisi akibat medan yang curam dan berpasir.

Medan ekstrem membuat pencarian tidak bisa dilanjutkan secara normal dihari pertama. Karena hari mulai gelap dan kondisi berbahaya, tim memutuskan untuk bermalam di lereng tebing pada kedalaman sekitar 300 meter dari jalur utama.

Dengan perlengkapan terbatas, mereka bertahan tanpa tenda, hanya beralaskan sleeping bag dan perlindungan darurat.

“Kami tidur di tebing, kondisi dingin, angin kencang, dan tanpa tenda. Hanya sleeping bag yang kami bawa. Tapi kami harus tetap di sana karena kalau naik lagi terlalu berisiko dan besok pagi kami lanjutkan pencarian,” tambah Samsul.

Penulis: nanangEditor: Redaksi
  • Bagikan