Suaraindo.id – Di tengah keprihatinan atas rendahnya tingkat literasi nasional, khususnya di daerah terpencil, sepasang suami istri di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah kecil namun bermakna. Bayu, M.Pd bersama istrinya, mendirikan Bimbel Anak Cerdas di Dusun Simpang, Desa Kartiasa, Kecamatan Sambas, sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda.
Berdasarkan data UNESCO, tingkat literasi Indonesia masih tergolong rendah. Di sejumlah wilayah, bahkan hingga di bangku kuliah, masih ditemukan anak-anak yang belum lancar membaca—bahkan ada yang belum bisa membaca sama sekali.
“Melihat fenomena ini, kami merasa prihatin terhadap kondisi anak-anak saat ini. Karena itu, kami membuka Bimbel Anak Cerdas sebagai upaya sederhana untuk mendorong minat baca-tulis sejak dini,” ujar Bayu, Kamis (3/7/2025).
Bimbel ini berfokus pada pembelajaran dasar seperti mengenal huruf, angka, membaca, menulis, hingga penjumlahan sederhana. Menurut Bayu, membiasakan anak-anak dengan aktivitas membaca dan menulis sejak kecil akan membentuk karakter pembelajar yang antusias dan terbiasa berpikir kritis.
“Dengan mengenalkan anak-anak pada baca-tulis sejak usia dini, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang terbiasa dan antusias dalam membaca serta menulis. Ini bisa menjadi pondasi kuat bagi masa depan mereka,” tambahnya.
Turut aktif dalam kegiatan tersebut, Poniam, M.Pd menuturkan bahwa dampak program sudah mulai terlihat. Anak-anak menunjukkan semangat tinggi untuk belajar, terutama saat diajak mengenal huruf, angka, dan latihan membaca.
“Proses dimulai dari hal-hal paling mendasar. Kami ajarkan huruf satu per satu, kemudian angka, hingga mereka bisa menyusun kata dan membaca kalimat. Hasilnya sangat positif,” jelas Poniam.
Inisiatif ini membuktikan bahwa untuk meningkatkan literasi, tidak selalu harus menunggu program besar dari pemerintah. Langkah kecil yang dilakukan secara konsisten dan dengan kepedulian dapat menjadi pemicu perubahan besar.
Bimbel Anak Cerdas tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi ruang tumbuh bagi anak-anak desa agar tidak tertinggal secara literasi. Kegiatan ini juga melibatkan peran keluarga dan lingkungan sekitar untuk menciptakan atmosfer pendidikan yang mendukung.
“Semoga langkah kecil ini bisa menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut bergerak dalam mencerdaskan anak bangsa, terutama di wilayah-wilayah yang masih membutuhkan perhatian dalam bidang pendidikan,” pungkas Bayu.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS