Aktivis Yogyakarta Krisna Minta Warga Lawan Ketidakadilan Melalui Organisasi Kemasyarakatan

  • Bagikan
Krisna Triwanto, aktivis organisasi kemasyarakatan Yogyakarta. (Suaraindo.Id/RifkhiWirawan)

Suaraindo.id – Para pemimpin pendiri Bangsa,semua terlahir dengan penuh radikal atau berpikir yang mendalam sampai keakar – akarnya, untuk memperjuangkan kemerdekaan Bangsa ini.

“Jangan khianati para pemimpin bangsa yang telah memperjuangkan bangsa ini, dengan kita sebagai ormas tidak mau berjuang bersama penderitaan warga negara atau rakyat,” kata Krisna Triwanto, SH., CPL., Ketua Umum FKPRN Ksatria Garuda Nusantara, Minggu (14/9/2025).

Krisna menjelaskan latar belakang dan sejarah lahirnya organisasi masyarakat di nusantara. Hal itu tidak lepas dari perkembangan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang terjadi sejak masa kolonial hingga masa kebangkitan nasional.

“Organisasi masyarakat (ormas) di nusantara lahir sebagai respons terhadap berbagai bentuk ketidakadilan, penjajahan, serta kebutuhan masyarakat untuk bersatu dalam memperjuangkan kepentingan bersama,” ungkapnya.

Krisna memaparkan, latar belakang lahirnya organisasi masyarakat didasari karena penjajahan dan penindasan oleh kolonial.

“Kehadiran kolonialisme, khususnya Belanda, menimbulkan penderitaan rakyat, baik secara ekonomi, politik, maupun sosial. Diskriminasi, pajak yang tinggi, kerja paksa (rodi), dan monopoli perdagangan mendorong munculnya kesadaran nasional,” katanya.

Kemudian organisasi kemasyarakatan hadir berkat kebangkitan Nasional dan Pendidikan. Pendidikan Barat yang diperoleh sebagian masyarakat pribumi (kaum terpelajar) melahirkan kesadaran akan pentingnya kebebasan dan hak-hak rakyat.

“Buku dan media cetak mulai tersebar, menyebarkan ide-ide nasionalisme dan anti-kolonialisme, ” sambungnya.

Kemudian lanjutnya, pengaruh Pergerakan Global. Pergerakan nasionalisme di India, Filipina, dan Turki menginspirasi pemuda-pemuda Indonesia untuk mendirikan organisasi sebagai wadah perjuangan.

“Masyarakat mulai menyadari bahwa perjuangan akan lebih efektif jika dilakukan secara kolektif melalui organisasi yang terstruktur,” kata Krisna.

Sejarah Lahirnya Organisasi Masyarakat di Nusantara

Pada masa pra kemerdekaan, Boedi Oetomo (1908) sebagai

Organisasi modern pertama di Indonesia, didirikan oleh para pelajar STOVIA.

“Fokus awalnya adalah sosial dan pendidikan, namun kemudian menjadi simbol awal kebangkitan nasional,” ujarnya.

Syarikat Islam (1911). Awalnya organisasi ekonomi bernama Syarikat Dagang Islam, kemudian berkembang menjadi organisasi politik dan keagamaan yang besar.

Indische Partij (1912). Organisasi politik yang secara terang-terangan menuntut kemerdekaannya Hindia Belanda. Didirikan oleh Tiga Serangkai: Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Ki Hajar Dewantara.

Perhimpunan Indonesia (di Belanda)

Didirikan oleh mahasiswa Indonesia di Belanda, memperjuangkan kemerdekaan melalui diplomasi dan pergerakan internasional.

Organisasi Kepemudaan..Seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon, yang kemudian berpuncak pada Sumpah Pemuda 1928, menegaskan semangat persatuan bangsa.

“Setelah kemerdekaan, banyak ormas lahir untuk mengisi kemerdekaan dan membantu pembangunan nasional, baik yang berbasis keagamaan, profesi, maupun ideologi,” katanya.

Pemerintah Orde Baru membatasi peran ormas, hanya yang sesuai dengan asas tunggal Pancasila yang diperbolehkan.

Era Reformasi (1998-sekarang) membuka kebebasan berorganisasi seluas-luasnya, sehingga ormas tumbuh pesat.

“Jadi Ormas itu menjadi sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Menyuarakan kepentingan kelompok tertentu. Menjadi pengawas kekuasaan (watchdog).”

“Sebagai wadah kontrol sosial. Menyediakan layanan sosial dan edukasi bagi masyarakat,” urainya.

Masih kata Krisna, jangan sampai ormas malah ikut – ikutan menjadi kolonia penjajah Rakyat,yg sekarang bentuknya para – para koruptor dan pengedar & bandar narkoba.

Organisasi masyarakat di Nusantara lahir sebagai bentuk respons terhadap penjajahan dan ketidakadilan, serta sebagai sarana perjuangan kemerdekaan dan pembangunan.

“Perkembangannya tidak bisa dilepaskan dari dinamika sosial-politik di Indonesia, mulai dari era kolonial, kemerdekaan, hingga reformasi,” tambahnya.

Sebagai wadah masyarakat dan organisasi kemasyarakat,selayaknya ormas – ormas,yang ada sebagai wadah aspirasi warga masyarakat atau Rakyat sesuai spirit sejarah berdirinya organisasi masyarakat ( ormas),juga sebagai wadah kontrol sosial,bukan dibutakan oleh kekuasaan belaka,sehingga jadi diperalat pemerintahan korup yang tidak benar.

“Yang benar ormas – ormas setia pada negara penuh pengabdian untuk warga masyarakat atau rakyat sesuai namanya organisasi masyarakat dan sejarahnya,” tutupnya.

  • Bagikan