Ekspedisi Patriot UI Siap Gali Potensi Kawasan Transmigrasi di Perbatasan Malaysia-Indonesia

  • Bagikan
Ekspedisi Patriot UI Siap Gali Potensi Kawasan Transmigrasi di Perbatasan Malaysia-Indonesia. SUARAINDO.ID/ist

Suaraindo.id – Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (UI) menempuh perjalanan panjang selama kurang lebih 12 jam melalui medan yang sulit untuk mencapai kawasan perbatasan di Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar).

Kehadiran tim ini disambut langsung oleh Wakil Bupati Sintang, Florensius Ronny, bersama Camat Ketungau Hulu, Ramdi Nahum, S.ST., M.T di Pendopo Bupati Sintang sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan evaluasi kawasan transmigrasi.

Ketua Tim Ekspedisi UI, apt. Tri Wahyuni, Ph.D dari Fakultas Farmasi UI menjelaskan bahwa Ketungau Hulu merupakan salah satu kawasan transmigrasi yang sedang disiapkan untuk revitalisasi.

“Evaluasi kawasan ini penting dilakukan agar potensi yang ada bisa dioptimalkan. Selain itu, kami juga mengumpulkan data untuk menggali potensi ekonomi lokal,” ujarnya.

Tim ekspedisi terdiri dari para akademisi UI, yakni Dr. Tjiong Giok Pin, S.Si., M.Si dan Dr. Rias Antho Rahmi Suharjo, M.A, serta mahasiswa UI dan Universitas Tanjungpura (Untan), yaitu Maharani, Zakiya, Bayu Aji, dan Murni. Mereka akan menyusun rekomendasi pengembangan kawasan transmigrasi, termasuk desain pengembangan komoditas unggulan dan model kolaborasi kelembagaan ekonomi.

Perjalanan menuju lokasi tidak hanya ditempuh dengan waktu yang panjang, tetapi juga penuh tantangan. Beberapa kali dilakukan pengecekan keamanan di kampung-kampung perbatasan, seperti Kampung Pemudis, Kampung Rintau, Kampung Sungai Daun, dan Kampung Sungai Pisau. Pengecekan ini bertujuan mencegah perdagangan manusia, tenaga kerja ilegal, serta masuknya barang terlarang dari perbatasan Indonesia–Malaysia.

Sekretaris Kecamatan Ketungau Hulu, Sanudin, menegaskan bahwa potensi utama kawasan ini adalah perkebunan kelapa sawit.

“Perkebunan sawit bisa berkembang lebih pesat jika didukung infrastruktur yang memadai,” katanya dalam diskusi awal dengan tim ekspedisi, Rabu (3/9/2025).

Diskusi tersebut akan ditindaklanjuti dengan sosialisasi pengambilan data dan penelitian bersama para kepala desa dari 12 desa di Ketungau Hulu, antara lain Desa Nanga Bayan, Jasa, Idai, Sebetung Paluk, Sekaih, Sungai Bugau, Sungai Pisau, Sungai Kelik, Engkeruh, Riam Sejawak, Rasau, dan Sebeluh.

Meski kondisi infrastruktur di perbatasan masih jauh dari layak, keamanan wilayah ini menjadi modal penting dalam mendukung kelancaran kegiatan ekspedisi. Pemerintah daerah bersama tim ekspedisi optimistis hasil kajian nanti dapat memberikan dampak nyata bagi pengembangan kawasan transmigrasi.

Kegiatan ekspedisi ini diharapkan mampu menggali potensi wilayah Ketungau Hulu, merumuskan rekomendasi pengembangan, sekaligus menghadirkan desain model kolaborasi kelembagaan ekonomi yang berkelanjutan di perbatasan Sintang.

  • Bagikan