Suaraindo.id – Kasus campak di Kalimantan Barat mengalami peningkatan signifikan sepanjang tahun 2025. Data Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Diskes PPKB) mencatat sejak Januari hingga Agustus 2025 terdapat 87 suspect campak, dengan 44 di antaranya terkonfirmasi positif.
Jumlah ini hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2024 yang hanya mencatat 24 kasus positif. Kondisi tersebut kian memprihatinkan karena RSUD dr. Soedarso Pontianak juga melaporkan pada Agustus 2025 saja, ada 37 anak yang harus menjalani perawatan akibat terinfeksi campak.
Menanggapi hal ini, Gubernur Kalbar Ria Norsan mengimbau para orang tua agar segera membawa anak-anak mereka menjalani imunisasi.
“Kita mengimbau kepada bapak-ibu yang punya anak, terutama bayi, kalau usianya sudah cukup untuk suntik campak, silakan dibawa ke tempat terdekat, baik puskesmas maupun rumah sakit,” ujar Ria Norsan, Selasa (2/9/2025).
Ia menegaskan, imunisasi sangat penting untuk melindungi kesehatan anak. “Jangan ditunda, karena imunisasi campak tersedia di puskesmas maupun posyandu terdekat,” tambahnya.
Direktur RSUD dr. Soedarso, Harry Agung, juga menekankan bahwa campak sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi. Menurutnya, imunisasi MR atau MMR sebaiknya diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan, serta 5–7 tahun.
“Penyakit ini bisa dicegah dan dikurangi tingkat keparahannya dengan imunisasi. Sayangnya, beberapa tahun terakhir cakupan imunisasi memang cenderung menurun,” jelas Harry.
Ia mengingatkan, penanganan lonjakan kasus campak tidak bisa hanya mengandalkan tenaga kesehatan. “Perlu upaya bersama, bukan hanya dari tenaga medis dan posyandu, tetapi juga semua lapisan masyarakat untuk terus menggerakkan kesadaran tentang pentingnya imunisasi,” pungkasnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS