Di Era Gubernur Kalbar Ria Norsan, RSUD dr. Soedarso Jadi RSPPU untuk Dorong Percepatan Dokter Spesialis di Daerah

  • Bagikan
Di Era Gubernur Kalbar Ria Norsan, RSUD dr. Soedarso Jadi RSPPU untuk Dorong Percepatan Dokter Spesialis di Daerah

Suaraindo.id – Di bawah kepemimpinan Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan, Pemerintah Provinsi Kalbar terus mendorong peningkatan kualitas layanan kesehatan melalui penguatan kapasitas tenaga medis. Salah satunya dengan menjadikan RSUD dr. Soedarso sebagai Rumah Sakit Penyelenggara Pendidikan Utama Dokter Spesialis (RSPPU), guna mempercepat ketersediaan dokter spesialis di daerah.

Langkah ini sejalan dengan target Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong pemerataan dokter spesialis dalam mengatasi kekurangan tenaga medis yang mencapai 70.000 orang di Indonesia.

Saat ini, RSUD dr. Soedarso tengah mempersiapkan berbagai persyaratan pendukung untuk menjadi Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RS PPU) bagi dokter spesialis.

Direktur RSUD dr. Soedarso, drg. Hary Agung Tcahyadi, menyampaikan bahwa ada beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terkait rumah sakit yang dapat menjalankan pendidikan spesialis.

Ke depan, RSUD dr. Soedarso akan menjadi hospital base untuk satu program studi pendidikan spesialis bedah untuk pertama kalinya, sebagai upaya mendorong percepatan ketersediaan dokter spesialis di Kalimantan Barat.

“Mungkin setelah spesialis bedah ini, kami menyiapkan prodi spesialis jantung, dan bahkan bisa saja peluang ke depannya menambah prodi spesialis lain. Misalnya secara SDM, kemungkinan besar ada skala prioritas bergantian di tahun 2025–2026, kemudian nanti ada penambahan obgyn atau spesialis kandungan,” ujarnya.

“Kami saat ini menyiapkan persyaratan administrasi, baik dari SDM sebagai pengajar klinis—karena ada persyaratan minimal pengajar klinis untuk pendidikan spesialis—kemudian disiapkan penyusunan kurikulum,” ujarnya.

Hary menjelaskan bahwa pihaknya juga telah berkunjung ke beberapa RS pengampu, seperti RS Pusat Otak Nasional (PON) Jakarta, serta berkoordinasi dengan pihak RS Harapan dan perguruan tinggi sebagai mitra ke depan.

“Kalau untuk perguruan tinggi ini tergantung dari spesialisnya. Untuk spesialis bedah, mitra kita adalah Undip, sedangkan di tingkat lokal yakni Untan Pontianak,” ujarnya.

Kemudian nantinya juga akan ada RS mitra dari RSPPU sebagai tempat praktik pendidikan di sekitar RSUD dr. Soedarso yang menjadi lokasi pelaksanaan pendidikan tersebut.

“Kita berharap persiapan ini berjalan lancar sehingga terpenuhi persyaratan administrasi maupun SDM dan sarana prasarana yang ada, di samping harus adanya perguruan tinggi mitra,” ujarnya.

Lebih lanjut, pada tahun 2025 ditargetkan akan ada 20 RSPPU di Indonesia. Saat ini baru enam rumah sakit yang telah berjalan, dan akan dilakukan percepatan terhadap 14 RS lainnya sebagai RSPPU.

  • Bagikan