Suaraindo.id – Di tengah berbagai program kesejahteraan yang terus disuarakan oleh pemerintah, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak rakyat Indonesia belum merasakan dampaknya secara merata. Hal inilah yang menggerakkan hati Ageng (28), pemuda asal Kalimantan Barat, untuk aktif memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Melalui kiprahnya di sebuah organisasi non-pemerintah (NGO), Ageng memfokuskan perjuangannya untuk memperbaiki kondisi masyarakat yang belum sejahtera.
Ageng mengungkapkan, dorongan untuk membela masyarakat mulai tumbuh saat ia masih di bangku kuliah pada tahun 2015. “Dulu itu berawal dari sering berkumpul sama teman-teman, ternyata ada yang butuh bantuan kita dan kita bantu. Akhirnya terus berjalan sampai sekarang,” kenang Ageng saat diwawancarai pada Senin (28/10/2024).
Sebagai seorang aktivis, Ageng menjalani berbagai peran, dari mendampingi masyarakat dalam advokasi hingga ikut terjun dalam aksi unjuk rasa. Baginya, peran aktivis tak hanya menyuarakan aspirasi tetapi juga memberikan pendampingan langsung bagi masyarakat yang membutuhkan dukungan. “Kadang menemani masyarakat, memperjuangkan kesejahteraan, dan melindungi mereka, kadang juga ikut turun demo. Aktivis itu perjuangan sunyi,” jelasnya penuh keyakinan.
Salah satu pengalaman yang paling membekas bagi Ageng adalah keterlibatannya dalam membina buruh di Sambas. Pendampingan ini membuahkan hasil, dengan keberhasilan para buruh mengorganisir diri mereka untuk memperjuangkan hak-hak mereka secara mandiri. “Kalau ingat kasus Mulyanto, seorang buruh sawit yang ditangkap karena memperjuangkan haknya. Sekarang teman-teman buruh di Sambas sudah mampu mengorganisir diri mereka,” cerita Ageng dengan rasa bangga.
Ageng mengakui bahwa perjuangannya menghadapi banyak tantangan, tetapi komitmennya untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat tidak pernah goyah. “Sering sekali digaungkan kalau masyarakat sejahtera. Bahkan program-program juga banyak. Tapi apakah sudah merata semua? Yang saya lihat, tidak merata karena lihat aja di pedalaman-pedalaman itu masih banyak masyarakat yang kesusahan,” tegas Ageng.
Saat ditanya soal komitmen dan batas waktu dalam menjalankan perannya sebagai aktivis, Ageng memberikan jawaban yang tegas dan penuh semangat, “Kalau sekarang sih jujur saja, semangat saya menjadi aktivis itu jika ditanya akan sampai kapan? Saya akan lantang menjawab sampai saya mati,” ucapnya dengan keyakinan.
Tepat di Hari Sumpah Pemuda, Ageng menyampaikan harapannya agar semakin banyak generasi muda yang berani bersuara dan berjuang untuk masyarakat kecil. “Kita harus punya sikap berpihak kepada kebenaran. Saya berharap makin banyak anak muda yang sadar dan mau bersama-sama berjuang,” pungkasnya, mengajak pemuda Indonesia untuk tak gentar melawan ketidakadilan dan terus memperjuangkan kebenaran.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS