SURAINDO.ID —- Pondok Pesantren Darul Muttaqin NWDI Perian Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur, berkomitmen mencetak generasi Qur’ani sebagai Hafiz Hafizah handal dengan menerapkan program UMMI.
Jauh dari pusat keramaian, Ponpes Darul Muttaqien NWDI Perian, dinilai sangat refresentatif untuk menjadi penghafal Al-Qur’an dalam kurun waktu singkat.
Metode hafalan dilakukan secara terstruktur. Santri dan santriwati dilatih menghafal ayat suci Al-Qur’an dengan tepat dan cepat sesuai dengan ilmu tajwid.
Pengasuh Ponpes Darus Muttaqien NWDI Perian TGH Adi Rimbun Kusuma Negara mengatakan, ponpes ini berdiri sejak 74 tahun yang lalu. Dengan melihat kebutuhan masyaeakar, terkait dengan pembelajaran Al-Qur’an, khususnya bidang Hafiz sangat besar.
Awal berdiri, Ponpes hanya menerapkan pembelajaran bahasa Arab dan Inggris. Namun, dengan perkembangan Pondok, sehingga pengasuh Pondok menerapkan Tahfizul Qur’an, dan program kitab kuning.
Untuk Tahfizul Qur’an, telah berjalan empat angkatan. Pada angkatan pertama dan kedua sebanyak 30 orang lebih Hafiz Hafizah. Sementara pada angkatan tahun ini sebanyak 37 orang.
Dikatakan, masing masing anak memiliki kemampuan hafapalan berbeda beda. Sehingga jumlah hafalan santri santriwati berpariasi, mulai dari 10 Juz, 20 Juz hingga 30 Juz. “Program hafalan ini berlangsung selama sembilan bulan,” Katanya.
Dijelaskan, santri yang mengikuti program Hafiz betul betul melalui proses seleksi ketat. Baik dari segi tajwid, bacaan hingga tingkat ingatan anak didik.
Pihak pondok juga menerapkan metode UMMI untuk seleksi santri. Sehingga pengasug pondok mengetahui bacaan santri. Bagi santri yang memiliki bacaan dan tajwidnya bagus, maka diarahkan mengikuti program hafiz, untuk mewijudkan generasi Qur’ani.
Dijelaskan metode UMMI ini, merupakan metode yang fokus pada bacaan Al-Qur’an yang asyik. “Alhamdulillah, bacaan dan hafalan santri santriwati sangat bagus,” Sambungnya saat ditemui wartawan, Minggu 22 Desember 2024.
Lebih lanjut Adi menjelaskan, kemapuan santri mendeteksi melalui hafalan ayat, surat juga mendekati sempurna.
Dengan kelas alam yang dimiliki, menjadi konsep Hafalan menyatu dengan lingkungan. Hanya memiliki gazebo sebagai ruang kelas, tidak menyurutkan semangat santri untuk mengikuti proses bepajar mengajar dibidang Al-Qur’an.
Diharapkan, santri santriwati ini tidak hanya menghafal namun juga mengamalkan ditengah masyarakat. Karena Al-Qur’an datang sebagai cahaya atau petunjuk.
Semangat santri mengikuti pembelajaran Hafiz ini, dibuktikan dengan adanya santri Pondok Pesantren Darul Muttaqien NWDI Perian lulus dan akan mengikuti pendidikan di Universitas Ummuo Quro Makkah, dan dua orang di Universitas AL-Azhar, dan PTIQ Jakarta. “Semua santri kami tersebut, Alhamdulillan mendapatkan beasiswa,” Sambung Adi.
Sementara itu Guru Ponpes Darul Muttaqien NWDI Perian Satran Maehadi menjelaskan, metode UMMI merupakan metode membaca AL-Qur’an dengan cepat. Sedangkan dalam menghafal bisa lebih cepat lagi.
Karena berdirinya program UMMI ini sejak tahun 2007. Sehingga Metode UMMI masih kategori program baru di Kabupaten Lombok Timur. Apalgi dengan program menghafal dengan cepat, hanya diterapkan oleh Ponpes Darul Muttaqien.
Metodelogi UMMI yang dipakai lebih bagus, karena semua dimiliki baik formal dan non formal. Sehingga memiliki target yang jelas dari segi capaian masing masing santri dan santriwati.
Dicontohkannya, jika belajar dari nol, santri harus bisa minimal satu lembar dalam sehari. Sementara kaitannya dengan menghafal ini, setelah lulus melalui tartil metode UMMI. “Tartilnya fasih dengan baik, gorib bisa dikuasai dengan baik, tajwid juga baik, baru menghafal satu juz sebagai modal 30 juz,” Kata Satran Maehadi pada Wartawan, minggu 22 Desember 2024.
Setelah menguasai metode tersebut, santri santriwati dikarantina selama enam bulan. Sistem mengajar juga dengan senang dan tenang, didkung oleh lingkungan yang nyaman.
Pondok juga menekankan kepada Guru, agar tidak menerapkan pembelajaran yang keras atau kasar. “Makanya targetnya harus tercapai dengan kelemahlembutan,” Sambungnya.