Ini Kisah Pedagang Asongan Sekitar Sekolah, Keluhkan Omzet Turun

  • Bagikan
SMP Negeri 10 Kota Yogyakarta. (Suaraindo.Id/RifkhiWirawan)

Suaraindo.id – Di balik cita-cita mulia program Makan Bergizi Gratis (MBG), terdapat ancaman bagi pelaku usaha mikro. Diketahui, anggaran MBG sendiri sebesar Rp 71 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Namun begitu, MBG justru menggerus pendapatan pelaku usaha mikro di sekitar areal sekolah.

“Negatifnya pasti akan berdampak kepada pelaku usaha mikro. Sebelumnya jualan laris, dan pihak sekolah sekarang tidak mengizinkan anak didiknya beli makanan dari luar, terkecuali sesudah pulang sekolahk,” kata salah seorang pedagang makanan dan meminta namanya tidak disebutkan, yang kesehariannya berjualan di areal SMP Negeri 10 Yogyakarta, Minggu (25/5/2025).

Pihak sekolah katanya, tidak memperbolehkan anak didiknya belanja makanan dari luar sekolah selama istirahat berlangsung.

“Waktu istirahat pertama dan kedua, anak-anak itu nggak boleh beli makanan dari luar. Khawatirnya anak didiknya merokok atau bolos sekolah,” sambungnya.

Pria yang sudah menetap berjualan selama kurang lebih lima tahun itu berharap pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, untuk memberikan kesempatan bagi para pedagang menjajakan jualannya selama mengikuti prosedur yang berlaku.

“Jualan saya contohnya bersertifikat juga halal dan higienis. Artinya tidak beresiko, ya maunya kami para pedagang asongan diperhatikan pemerintah kota Yogyakarta, Dinas Pendidikan, supaya juga mendapat penghasilan. Sebelum adanya makan siang gratis, penghasilan kami lumayan. Setelah ada makan siang ini, penghasilan saya anjlok. Dan kebutuhan hidup juga meningkat,” imbuhnya.

  • Bagikan