Suaraindo.id- Pemerintah pusat menyatakan Kota Padang termasuk dalam satu dari enam kabupaten kota yang berstatus level 4 dalam pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Senin (04/10/21). Padahal di hari yang sama, Pemerintah Kota (Pemko) Padang kembali menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Menanggapi hal tersebut, Pj Sekda Kota Padang Arfian mengatakan, pihaknya tetap melakukan proses PTM di Kota Padang. Meski PPKM Level 4 di berlakukan di Kota Padang.
“Ini menjadi dilema bagi kita. Sudah 1,5 tahun anak belajar secara daring. Oleh karena itu, sudah banyak desakan agar PTM kembali dilakukan, dan kita meminta Dinas Pendidikan agar mengawasi PTM dengan ketat di sekolah. Kita berdoa semoga PTM yang di jalankan tidak mempunyai kendala,” ujarnya saat di hubungi, Selasa (05/10/21).
Lebih lanjut, Arfian menjelaskan dalam penerapan PTM di sekolah dibagi dalam dua shift.
“Dalam implementasi PTM, kita memberlakukan tiga hari belajar disekolah (luring) dan tiga hari belajar secara daring,” tambahnya.
Dalam penanggulangan Covid-19, pemerintah mengkategorikan sejumlah kabupaten/kota dalam level 1-4 berdasarkan indikator penilaian yang ditetapkan.
Indikator yang dihitung di antaranya jumlah kasus covid-19, kematian, kesembuhan, testing dan tracing, keterisian tempat tidur rumah sakit, hingga capaian jumlah warga yang sudah menerima dosis vaksin Covid-19 di wilayah masing-masing tersebut.
Pakar pendidikan dari Universitas Negeri Padang Fitri Arsih menekankan, saat ini siswa sangat membutuhkan pembelajaran secara luring, apalagi orang tua pada saat ini tidak bisa menuntut anak dalam proses pembelajaran di rumah.
“Sebenarnya PTM di level 4 ini menjadi dilema. Tetapi siswa sangat butuh kehadiran guru, karena orang tua tidak mampu membimbing dan mengajar anak di rumah. Oleh karena itu, pemberlakukan pengawasan prokes yang ketat selama PTM sangat di butuhkan. Sekolah harus menjadi sekolah sehat, dalam menjalankan PTM” ucapnya.
Menanggapi proses pembelajaran secara luring tiga hari di sekolah dan tiga hari secara daring, Fitri Arsih menjelaskan sistim pembelajaran campuran (blended learning) sangat dibutuhkan pada saat pandemi seperti saat ini.
“Kehadiran guru sangat di butuhkan untuk memberikan pengarahan secara luring untuk mata pelajaran IPA, Bahasa Inggris, dan Matematika. Tidak semua orang tua menguasai tiga mata pelajaran tersebut,” tutupnya.