Suaraindo.id – Keutamaan Hari ‘Asyura dan Menyantuni Anak Yatim-Piatu
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ : فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ : اِتَّقُوا اللهَ، قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada kita, sehingga kita berkumpul di sini untuk melaksanakan Shalat Jumat. Shalawat dan salam semoga tercurah bagi Nabi akhir zaman teladan umat, Nabi Muhammad Saw., juga kepada keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya.
Bertakwalah kepada Allah Swt. dengan sebenar-benar takwa. Yaitu, dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sungguh, takwa ialah sebaik-baik bekal dalam menjalani kehidupan ini.
Kaum muslimin rahimakumullah.
Bulan Muharram dalam tradisi Islam memiliki makna yang dalam dan sejarah yang panjang. Diantara kelebihan bulam Muharram terletak pada hari ‘asyura’ atau hari kesepuluh pada bulan Muharram, yang bertepatan pada hari ini. Karena pada hari ‘asyura’ itulah (seperti yang termaktub dalam I’anatut Thalibin) Allah untuk pertama kali menciptakan dunia, dan pada hari yang sama pula Allah akan mengakhiri kehidupan di dunia (qiyamat).
Pada hari ‘asyura’ pula Allah menciptakan Lauh Mahfudh dan Qalam, menurunkan hujan untuk pertama kalinya, menurunkan rahmat di atas bumi. Dan pada hari ‘asyura’ itu Allah mengangkat Nabi Isa as. ke atas langit.
Dan pada hari ‘asyura’ itulah Nabi Nuh as. turun dari kapal setelah berlayar karena banjir bandang. Sesampainya di daratan Nabi Nuh as. bertanya kepada pada umatnya “masihkah ada bekal pelayaran yang tersisa untuk dimakan?”
kemudian mereka menjawab “masih ya Nabi” Kemudian Nabi Nuh memerintahkan untuk mengaduk sisa-sisa makanan itu menjadi adonan bubur, dan disedekahkan ke semua orang.
Karena itulah kita mengenal bubur asyura’, yaitu bubur yang dibikin untuk menghormati hari ‘asyuro’ yang diterjemahkan dalam bahasa kita menjadi bubur untuk selamatan.
Bubur asyura’ merupakan bentuk rasa syukur manusia atas keselamatan yang selama ini diberikan oleh Allah swt. Namun dibalik itu bubur asyura’ selain simbol dari keselamatan juga pengabadian atas kemenangan Nabi Musa as, dan hancurnya bala Fir’aun.
Oleh karena itu barang siapa berpuasa dihari ‘asyura’ seperti berpuasa selama satu tahun penuh, karena puasa di hari ‘asyura’ seperti puasanya para Nabi.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيْضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya berpuasa di bulan Muharram. Tingkatannya hanya satu level di bawah puasa di bulan Ramadhan. Hal tersebut menunjukkan arti bahwa puasa di bulan Muharram ini sangat dianjurkan.
Dan para ulama juga bersepakat akan kesunnahan puasa di hari asyura’.
Akan lebih sempurna lagi jika puasa pada hari kesepuluh di bulan Muharram ini juga diikuti dengan puasa pada dua hari yang mengiringinya, yakni tanggal 9 dan tanggal 11 Muharram. Meskipun Nabi Muhammad SAW tidak menjalankan puasa ini, tetapi dalam haditsnya, beliau pernah menyampaikan keinginannya untuk melaksanakan puasa di tanggal tersebut.
Puasa di kedua hari ini juga menjadi pembeda dengan kaum Yahudi yang sama-sama berpuasa di tanggal 10 Muharram. Lebih dari itu, Imam Abil Laits dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin, menyampaikan bahwa puasa di hari Asyura ini dapat menghapus dosa setahun.
Intinya hari ‘asyura’ adalah hari istimewa. Banyak keistimewaan yang diberikan oleh Allah pada hari ini diantaranya adalah pelipat gandaan pahala bagi yang melaksanakan ibadah pada hari ini.
Hari ini adalah hari kasih sayang, dianjurkan oleh semua muslim untuk melaksanakan kebaikan, menambah pundi-pundi pahala dengan bersilaturrahim, beribadah, dan banyak sedekah terutama bersedekah kepada anak yatim-piatu.
Kaum muslimin rahimakumullah.
Memang berbagi kepada anak yatim-piatu bisa kapan saja. Namun, di hari asyura’ ini sangatlah dianjurkan.
Pasalnya, ada sebuah hadits Rasulullah saw :
مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً
Artinya, “Barang siapa berpuasa pada hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barangsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.
Meskipun sanad hadits ini dhaif, tetapi karena berkaitan dengan keutamaan amal maka boleh dijalankan. Sebagian ulama berpandangan bahwa mengusap kepala anak yatim yang dimaksud bukan dalam arti sebenarnya. Lebih jauh, maksud dari kalimat tersebut adalah menyantuni mereka.
Hal ini sejalan dengan Al-Qur’an surat Al-Balad mengenai anjuran untuk memberikan santunan kepada anak yatim.
فَكُّ رَقَبَةٍۙ .اَوْ اِطْعَامٌ فِيْ يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍۙ يَّتِيْمًا ذَا مَقْرَبَةٍۙ اَوْ مِسْكِيْنًا ذَا مَتْرَبَةٍۗ
Artinya, “(yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya) (13), atau memberi makan pada hari terjadi kelaparan (14), (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat (15), atau orang miskin yang sangat fakir (15).”
Anak-anak yatim yang di sekitar kita harus menjadi prioritas untuk kita santuni. Sebab, mereka adalah orang yang dekat dengan kita. Berbagi dengan mereka memberikan dua keuntungan sekaligus, yaitu berbagi kemanfaatan sebagai satu keuntungan dan keuntungan lainnya adalah menjaga silaturahmi.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Oleh karena itu, mari kita isi hari Asyura ini dengan banyak-banyak beribadah kepada Allah swt, khususnya berpuasa dan menyantuni anak yatim. Insya Allah, jika hal tersebut kita lakukan, maghfirah dan ampunan Allah swt akan selalu menyertai kita.
Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kesempatan untuk dapat melaksanakan anjuran-anjuran tersebut.
Dengan begitu, mudah-mudahan kita semua dapat selamat dunia dan akhirat. Amin ya rabbal alamin.
اِنَّ اَحْسَنَ الْكَلَامِ، كَلَامُ اللهِ الْمَلِكِ الْعَلَّامِ، وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ، وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ، فَاِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمعُوْا لَهُ، وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ، اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ ، إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، إِلَّا الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَاَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
(Khutbah Kedua)
اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا اَمَرَ، أَشْهَدُ اَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ إِرغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلاَئِقِ وَالْبَشَرِ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَرٍ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ…… إِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَخُضُوْرِ الْجُمُعَةِ وَالْجَمَاعَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا : إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكَانُوْا بِهِ يَعْدِلُوْنَ، سَادَاتِنَا أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ سَائِرِ أَصْحَابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، اَللّٰهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ المُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَهلِكِ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى وَالْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، اَللّٰهُمَّ اَمِنَّا فِى دُوْرِنَا، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ أُمَوْرِنَا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلاَيَتَنَا فِمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الغَلاَءَ وَالوَبَاءَ والرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلاَدِ المُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ…… إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكبَرُ…
PONDOK PESANTREN AL MUKHLISHIN ANTIBAR, MEMPAWAH, KALBAR
28 Juli 2023