Suaraindo.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat memperkirakan bahwa hingga dasarian II atau tanggal 20 Oktober 2023, beberapa wilayah di Kalimantan Barat masih akan mengalami hujan dan petir. Masyarakat di daerah tersebut diminta untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca ini.
Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat, Ismaharto Adi, menyampaikan bahwa dalam sepuluh hari ke depan, baik hujan lebat maupun ringan disertai petir masih akan terjadi di beberapa wilayah Kalimantan Barat. Dia mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi dampak cuaca ini.
“Dalam sepuluh hari ke depan hujan lebat dan ringan disertai petipetir masih menyelimuti Kalbar. Jadi tetap waspada dampaknya,” ujarnya melansir dari ANTARA, Rabu(11/10/2023).
Ia mengatakan, sebelumnya dari 9 sampai 10 Oktober 2023 terdapat potensi hujan disertai petir di wilayah Ketapang, Sintang, Sekadau, Melawi, Kayong Utara, dan Kubu Raya.
Selanjutnya, 10 sampai 11 Oktober terdapat potensi hujan disertai petir atau kilat di wilayah Bengkayang dan Melawi.
Kemudian 11 – 12 Oktober terdapat potensi hujan disertai petir di wilayah Sambas, Mempawah, Sanggau, Kapuas Hulu, Bengkayang, Landak, dan Pontianak.
“Secara umum curah hujan untuk periode dasarian I berkisar antara 20 – 100 mm/dasarian, dengan kategori curah hujan rendah – menengah. Diprakirakan curah hujan <20 mm/dasarian terjadi di sebagian wilayah Ketapang bagian selatan, ” kata dia.
Hujan meningkat pada awal dasarian diakibatkan bibit siklom 93W di sebagian besar wilayah Kalbar kecuali Kabupaten Ketapang bagian selatan.
Namun pada pertengahan dasarian terdapat jeda hujan hingga akhir dasarian. Oleh karena itu Stasiun Klimatologi Kalbar menghimbau perlunya kewaspadaan masyarakat terhadap timbulnya titik panas, berkurangnya cadangan air, dan kembali munculnya asap di pesisir Kalbar terutama bagian selatan.
“Kami menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan pada area gambut di wilayah yang memiliki potensi curah hujan rendah serta perlu mempersiapkan pengairan untuk lahan sawah tadah hujan yang berpotensi dilanda kekeringan, ” papar dia.