Pakar Epidemiologi Ingatkan Bahaya Corona di Area Banjir Jakarta

  • Bagikan
Warga menggunakan perahu karet saat melintasi banjir yang melanda kawasan Teluk Gong, Jakarta Utara, Rabu, 26 Februari 2020. (Teras.id)


Suaraindo.id
– Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengingatkan Pemerintah Provinsi DKI untuk mencegah terjadinya banjir di tengah pandemi Corona. Sebab, kawasan banjir rentan terhadap penularan dan perkembangan virus corona.

“Lokasi yang banjir kelembabannya lebih rendah dan menyebabkan virus, seperti virus Corona, akan lebih bertahan lama,” kata Yunis saat dihubungi, Jumat, 1 Mei 2020. Selain kelembaban, dia menilai, orang yang berkumpul di lokasi pengungsian sementara atau di rumah juga meningkatkan potensi penularan virus.

Sebab, lokasi tempat berkumpul warga juga merupakan tempat yang basah. Belum lagi, menurut dia, bila banjir Jakarta terjadi di kawasan kumuh. Kawasan kumuh merupakan lokasi yang paling rentan terhadap penularan virus. “Saat musim panas saja di kawasan kumuh potensi penularan virusnya tinggi karena kepadatan penduduknya. Apalagi kalau kawasan itu banjir,” ujar Yunis.

Pemprov DKI Jakarta, kata dia, harus berupaya keras mencegah banjir selama pandemi Corona. Sebab, kawasan yang diterjang banjir seluruh barang atau perabot rumah tangga bakal banyak terpapar kuman atau virus.

Jika banjir telah terjadi, Yunis menyatakan, pemerintah harus bergerak cepat untuk melindungi warga. Pemerintah harus menjamin seluruh warga menggunakan masker, menyediakan cuci tangan dan makanan yang terjamin kesehatannya. “Terapkan benar-benar protokol PSBB kepada warga,” tutur dia.

Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta mencatat ada 15 lokasi banjir Jakarta, imbas hujan yang terjadi pada Kamis, 30 April 2020. “Tapi hari ini sudah surut,” kata Sekretaris Dinas SDA Dudi Gardesi saat dihubungi, Jumat, 1 Mei 2020.

Dudi menuturkan banjir dan genangan yang terjadi kemarin imbas hujan lokal yang cukup deras. Walhasil, kata dia, daya tampung saluran yang tidak mampu menangkap seluruh air. “Istilahnya air mengantre. Hujan berhenti langsung hilang,” ucapnya. “Kemarin bukan banjir kiriman.”

Dudi merinci 15 titik lokasi banjir Jakarta itu tersebar di Jakarta Timur lima titik, Jakarta Pusat satu titik, dan Jakarta Selatan delapan titik. Untuk mengantisipasi banjir kembali terjadi selama pandemi Corona ini, SDA terus melakukan pengerukan saluran air.
Sumber:Teras.id

  • Bagikan